Cinema XXI Mau Jual Saham, Bidik Rp 2,4 T!

Cinema XXI Mau Jual Saham, Bidik Rp 2,4 T!

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 07 Jul 2023 15:19 WIB
Suasana pembelian tiket di Cinema XXI Centre Point Mall, Rabu (22/6/2022).
Foto: Suasana pembelian tiket di Cinema XXI Centre Point Mall, Rabu (22/6) (Kartika Sari/detikSumut)
Jakarta -

PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, yang dikenal sebagai Cinema XXI bakal melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lewat penawaran umum saham perdana atau IPO.

Perusahaan jejaring bioskop terbesar di Indonesia ini akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8.335.000.000 saham baru yang dikeluarkan dari portepel perusahaan atau 10,0% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Masa penawaran awal dalam rangka IPO Cinema XXI akan berlangsung mulai tanggal 10 hingga 14 Juli 2023.

Adapun rentang harga penawaran saham berkisar Rp 270-288 per saham, dengan target dana dari penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya sekitar Rp 2,4 triliun. Cinema XXI telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Industri bioskop di Indonesia memiliki pertumbuhan yang kuat pasca pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari antusiasme masyarakat Indonesia untuk kembali menonton film di bioskop yang sudah berangsur-angsur pulih di sepanjang tahun 2022 hingga kini. Untuk melanjutkan tren pertumbuhan yang positif ini, Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis," ujar Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi di Plaza Senayan, Jakarta, Jumat (7/7/2023).

Ia mengatakan, aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat
untuk menonton film, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia.

ADVERTISEMENT

Cinema XXI akan menggunakan sekitar 65% dari dana hasil IPO untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia. Ini dilakukan melalui pembangunan bioskop baru, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya untuk meningkatkan kualitas bioskop.

Sekitar 15% akan digunakan untuk modal kerja. Sementara 20% akan digunakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek Perseroan.

"Kami optimistis terhadap perkembangan industri hiburan di tanah air, terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar," tuturnya.

Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis, yang mana mayoritas lokasi bioskop Cinema XXI berada di pusat perbelanjaan dipercaya akan mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan. Survei oleh Euromonitor International di awal tahun 2023 menyatakan bahwa 76% masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan.

Lalu 62% masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat. Selain itu, Euromonitor juga mencatat Indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang. Adapun kontribusi film domestik terhadap gross box office/GBO Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 51%.

Potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia juga masih sangat besar. Berdasarkan riset Euromonitor, negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk (estimasi 2022) sementara Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk.

Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 7,6 layar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir tahun 2022 diestimasi sekitar 2.107 layar.

Dari sisi keuangan, Cinema XXI mencatatkan kinerja yang solid pada 2022, yakni pendapatan sebesar Rp 4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 1,28 triliun. Pendapatan di tahun 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61%, penjualan makanan dan minuman sebesar 33%, iklan sebesar 3% dan digital platform sebesar 3%.

"Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19. Pendapatan Rp 4,40 triliun tersebut setara dengan 64% perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022," lanjut Hans.

Dengan kinerja solid tersebut, Cinema XXI mencetak laba bersih Rp 506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp 354 miliar pada 2021. EBITDA Cinema XXI juga semakin tangguh yakni sebesar Rp 1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp 329 miliar pada 2021.

(das/das)

Hide Ads