Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia buka suara soal divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. Divestasi menjadi syarat perpanjangan Vale yang habis kontraknya tahun 2025.
Menurut Bahlil, pemerintah masih menghitung soal keputusan tersebut. Pemerintah ingin mendapatkan hasil yang maksimal namun tetap menjaga para investor.
"Ya kita lagi menghitung betul terkait dengan perpanjangan dari Vale. Bapak Presiden kasih arahan agar negara dapat hasil baik, maksimal, tapi juga investornya juga kita jaga. Bentuknya seperti apa, tunggu keputusannya masih dalam pembahasan," katanya saat ditemui di Jakarta, Sabtu (8/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan PT Vale Indonesia Tbk akan mendivestasikan 14% sahamnya untuk melanjutkan operasi di Indonesia. Angka tersebut di atas ketentuan yang harus dilepas yakni 11%.
"Persentase yang terakhir 11 plus 3, jadi dengan 14 (%) itu maka komposisinya MIND ID akan lebih besar. Itu aja dulu," katanya di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2023).
Arifin menjelaskan, divestasi Vale saat ini dalam pembahasan. "Dalam proses," ujarnya.
Arifin mengatakan, Vale belum menyampaikan harga saham yang akan didivestasikan. Namun, pihaknya berharap agar Vale lebih fleksibel.
"Yang basic dulu disepakati baru kemudian nanti... Intinya Vale mau lebih fleksibel lah soal harga. Kita harap memang harus demikian," ujarnya.
(hns/hns)