IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat 31 Poin ke Level 6.898

IHSG Pagi Ini Dibuka Menguat 31 Poin ke Level 6.898

Tim Detikcom - detikFinance
Selasa, 18 Jul 2023 09:13 WIB
Karyawan mengamati layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (29/09/2014). IHSG berhasil bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan. Indeks itu ditutup pada level 5.142,01 atau rebound 0,18%,Sektor keuangan menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 0,77%.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini dibuka menguat 31 poin setelah sebelumnya pada perdagangan kemarin ditutup melemah tipis 0,04%.

Dikutip dari RTI, Selasa (18/7/2023), dibuka ke level 6.898 menguat 0,46%. IHSG bergerak direntang 6.871-6.900. Sebanyak 217 saham bergerak naik pada awal pembukaan, 123 saham turun dan sisanya 224 saham belum bergerak.

Seperti diketahui, IHSG kemarin ditutup turun 0.04%. Sektor Kesehatan dan Barang Konsumen Primer memimpin penurunan dengan saham-saham seperti KLBF, ICBP dan INDF, sedangkan sektor energi bergerak positif pada perdagangan kemarin. Investor asing melakukan pembelian bersih senilai IDR1.2tn diantaranya pada saham BBRI, BBCA dan BMRI.

Bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup naik pada perdagangan awal minggu ini. Dow ditutup naik 0.22%, S&P naik 0.39% dan Nasdaq naik 0.93%. Saham keuangan dan teknologi memimpin kenaikan seputar musim laporan keuangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meredanya inflasi yang membuat spekulasi the Fed akan mengakhiri siklus pengetatan kebijakan moneter juga menjadi sentiment positif di market. Ekonomi China tumbuh sebesar 6.3% di Q2 2023 dibandingkan 4.5% pada kuartal sebelumnya. Pertumbuhan pada kuartal dua tersebut masih di bawah ekspektasi 7.3%.

Dari dalam negeri, BPS melaporkan surplus neraca perdagangan di Indonesia turun menjadi US$ 3,46 miliar pada Juni 2023 dari US$ 5,15 miliar pada Juni 2022, namun lebih tinggi dari konsensus pasar dengan proyeksi surplus sebesar US$ 1,35 miliar. Posisi ekspor anjlok sebesar 21,18% dari tahun sebelumnya menjadi US$ 20,61 miliar di tengah melemahnya harga komoditas.

Sementara itu, impor menyusut 18,35% YoY menjadi US$ 17,15 miliar, keempat kalinya penurunan impor sepanjang tahun ini karena pelemahan nilai tukar rupiah. Secara kumulatif, pada semester pertama tahun 2023, neraca perdagangan Indonesia membukukan surplus US$ 19,93 miliar.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Gross Domestic Product (GDP) China naik 6,3% YoY pada Q2 tahun 2023, lebih cepat dari pertumbuhan 4,5% di Q1-2023 tetapi meleset dari perkiraan pasar sebesar 7,3%. Selama semester I-2023, ekonomi China tumbuh sebesar 5,5%. China telah menetapkan target pertumbuhan PDB sekitar 5% di tahun 2023.

Sementara itu, Penjualan ritel di China meningkat 3,1% YoY pada Juni 2023, melambat signifikan dari lonjakan 12,7% YoY pada bulan sebelumnya, sekaligus merupakan laju pertumbuhan perdagangan ritel China yang paling lambat sejak Desember 2022. Namun, selama enam bulan pertama tahun ini jika di rata-ratakan perdagangan ritel di China meningkat sebesar 8,2%.

(rrd/rir)

Hide Ads