Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas buka-bukaan soal adanya kabar perusahaannya mau IPO (Initial Public Offering atau Penawaran Saham Perdana). Kabar itu sebelumnya berembus dari otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).
Ketika dikonfirmasi langsung, Tony Wenas tegas membantah hal tersebut.
"Nggak ada (pembahasan soal IPO Freeport)," tegas Tony singkat ditemui di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Kamis (20/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya pihal Bursa Efek Indonesia (BEI) pernah bicara soal potensi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dari PT Freeport Indonesia. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan pihaknya tengah melakukan diskusi dengan Mandiri Sekuritas terkait perusahaan yang layak melantai di bursa.
"Nanti saya sampaikan dengan Mandiri Sekuritas menggali potensi perusahaan layak IPO di seluruh Indonesia," kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (7/7/2023) yang lalu.
Saat dikonfirmasi apakah pembicaraan tersebut terkait dengan IPO Freeport, Nyoman menjawab singkat. "Ya, semua, yang berpotensi," sebutnya.
Di lain pihak, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pernah menyatakan pemerintah berencana menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia. Kepemilikan saham yang ditambah akan sebesar 10%. Hal itu seiring dengan rencana perpanjangan pengelolaan Freeport di Indonesia.
Bahlil mengatakan kepemilikan saham pemerintah di Freeport saat ini mencapai 51% dan pendapatan perusahaan semakin membaik. Dia berharap kepemilikan bisa bertambah menjadi 61%.
"Pemerintah sedang memikirkan untuk melakukan perpanjangan, tetapi dengan penambahan saham di mana pemerintah akan menambah saham kurang lebih sekitar 10%," kata Bahlil dalam konferensi pers di kantornya, Jumat (28/4/2023) yang lalu.
(hal/hns)