PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) memproyeksikan pada akhir 2023 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan di tutup di level 7.200, di tengah sentimen ketidakpastian ekonomi global.
"7.200 sampai akhir tahun, best case scenario," kata Chief Economist Bahana TCW, Budi Hikmat, dalam Media Briefing di Kantor Bahana TCW, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (1/8/2023).
Sementara untuk bull case scenario alias kondisi ketika harga saham naik, Budi memproyeksikan IHSG akan tembus ke level 7.950. Ia optimis, IHSG akan melaju lebih tinggi lagi sehingga pada 2024 mendatang diharapkan bisa tembus ke level 8.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahun depan lain lagi, 2024 itu 8.000 best casenya," ujarnya.
Budi mengatakan, sejak 2020 hingga saat ini IHSG terus menunjukkan pertumbuhan yang fluktuatif. Pada 2020 silam, tercatat kinerja IHSG -5,1% year-to-date (ytd). Kondisi ini dipicu oleh investor yang mengamankan diri ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN) takala COVID-19 melanda.
Sementara itu, pada 2021, kinerja IHSG melesat hingga terkoreksi 10,1% ytd. Namun pada 2022 silam, kinerjanya kembali melambat ke 4,09% ytd. Lalu per 31 Juli kemarin berada pada level 1,18%.
"Banyak orang yang nggak ngerti, dia berharap pasar modal Indonesia naik. Nggak naik, karena investor asing bisa aja hijrah ke yang tahun lalu 'dipukulin'," ujarnya.
Budi menjelaskan, dalam hal ini berlaku rotasi. Pada tahun ini, asing jatuh cinta ke surat berharga negara (SBN), melebih saham. Tapi setelah obligasinya rally, dengan imbal hasil SBN turun, dan ada rotasi ke luar negeri. Dari sana, ia melihat ke depan saham akan lebih cerah.
Selain itu, menurutnya investor asing cenderung masuk ke pasar murah. Adapun price earning ratio (PER) Indonesia sendiri per 31 Juli 2023 berada pada level 14,4. Angka ini di bawah NKY, Jepang yang memiliki PER 20,5, ataupun SPX milik Amerika Serikat yang berada di 21,3.
"Coba lihat NKY, SPX, di atas 20 (PER). Investor asing tuh nggak baperan, kalau udah mahal, jual. Pindah ke negara yang relatif murah. Itulah yang melandasi kita lebih positif dengan saham (untuk beberapa waktu ke depan)," ujarnya.
Sebagai tambahan informasi, pada perdagangan pagi ini IHSG dibuka melemah 16 poin atau 0,23% ke level 6.915.
Mengutip RTI, pagi ini IHSG bergerak di kisaran 6.911-6.934 dengan 170 saham bergerak naik, 189 saham bergerak turun, sisanya 206 saham stagnan belum bergerak.
Sebelumnya, IHSG pada perdagangan Senin (31/7/2023) ditutup di zona hijau ke level 6.931, menguat 0,45%. Dalam perdagangan kemarin, market kapitalisasi IHSG mencapai 10.093 triliun.
Sementara mengutip riset Mirae Asset Sekuritas, IHSG ditutup menguat 0.45% pada perdagangan Senin. Sektor industri dasar dan keuangan menjadi penggerak indeks dengan saham-saham seperti SMGR, CMRY, dan MEGA. Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai IDR63bn dengan porsi net sell terbesar pada BBCA, TLKM dan diikuti oleh BBNI.
(rrd/rir)