.webp)
Pengelola Cinema XXI, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini. CNMA melepas sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham ke publik, atau 10,0% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Harga yang ditawarkan ke masyarakat adalah Rp 270 per lembar saham. Dalam IPO ini Perseroan mengincar dana sekitar Rp 2,25 triliun. Lantas bagaimana pergerakan harga saham CNMA?
Pada awal perdagangan pagi ini, harga saham CNMA langsung menguat 8,15%.Saham CNMA berada di level Rp 292 per saham atau menguat 22 poin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun pada IPO ini CNMA akan menggunakan sekitar 65% dari dana hasil IPO untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia. CNMA juga berencana untuk menambah jumlah layar sekitar 10% per tahun hingga 5 tahun ke depan.
Sekitar 15% dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja. Sementara 20% akan digunakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek Perseroan.
"Pendanaan yang diperoleh dari hasil IPO akan memperkuat permodalan dan mendukung perluasan jejaring bioskop Cinema XXI," kata Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi di Jakarta, Rabu (2/8/2023).
Dari sisi keuangan, Cinema XXI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 1,28 triliun. Pendapatan di tahun 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61%, penjualan makanan dan minuman sebesar 33%, iklan sebesar 3% dan digital platform sebesar 3%.
"Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19. Pendapatan Rp 4,40 triliun tersebut setara dengan 64% perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022," lanjut Hans beberapa waktu lalu.
Cinema XXI juga mencetak laba bersih Rp 506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp 354 miliar pada 2021. EBITDA Cinema XXI tercatat sebesar Rp 1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp 329 miliar pada 2021.
Lihat juga Video: KCC Sebut Kakao Langgar Peraturan Usai Akuisisi SM C&C
