Saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) naik tajam di tengah kabar merger maskapai pelat merah dan menang lawan gugatan dua kreditur. Saham GIAA berada di level Rp 88 per saham atau naik sebanyak Rp 8 (10%).
Dikutip dari data RTI, Kamis (24/8/2023), saham Garuda dibuka pada level Rp 86. Seharian ini, saham Garuda bergerak di antara level Rp 85 hingga Rp 88.
Volume saham yang ditransaksikan sebanyak 167,78 juta saham dengan nilai Rp 14,67 miliar. Saham Garuda ditransaksikan sebanyak 2.315 kali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana diketahui, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pihaknya berencana menggabungkan tiga maskapai pelat merah yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air. Penggabungan ini sebagai bagian dari upaya menekan ongkos logistik.
Erick menjelaskan, pihaknya terus mendorong rencana penurunan biaya logistik di Indonesia guna meringankan dunia bisnis. Ia pun mendorong agar efisiensi terus menjadi agenda utama pada BUMN. Usai melakukan rangkaian program efisiensi pada empat Pelindo, Erick mengatakan akan melanjutkan ke BUMN pada klaster lain, yaitu maskapai penerbangan. Saat ini, terdapat tiga BUMN yang bergerak di bidang penerbangan, yaitu Garuda Indonesia, Citilink, dan Pelita Air.
Erick menjelaskan saat ini Indonesia masih kekurangan sekitar 200 pesawat. Perhitungan itu diperoleh dari perbandingan antara Amerika Serikat dan Indonesia. Di Amerika Serikat, terdapat 7.200 pesawat yang melayani rute domestik, di mana terdapat 300 juta populasi yang rata-rata GDP (pendapatan per kapita) mencapai US$ 40 ribu.
Sementara di Indonesia terdapat 280 juta penduduk yang memiliki GDP US$ 4.700. Oleh sebab itu, Indonesia membutuhkan 729 pesawat, di mana saat ini baru memiliki 550 pesawat. "Jadi perkara logistik kita belum sesuai," ujar Erick dalam keterangan tertulis.
Untuk mengurangi ketertinggalan jumlah pesawat, Erick mengatakan tidak menutup kemungkinan adanya penggabungan ketiga maskapai BUMN tersebut seperti halnya merger Pelindo.
"BUMN terus menekan logistic cost. Pelindo dari 4 (perusahaan) menjadi 1. Sebelumnya, logistic cost mencapai 23 persen, sekarang jadi 11 persen. Kita juga upayakan Pelita Air, Citilink, dan Garuda merger untuk menekan cost," pungkasnya.
Selain itu, Garuda Indonesia baru saja memenangkan gugatan Peninjauan Kembali (PK) yang dilayangkan dua kreditur yaitu Greylag Goose Leasing 1410 Designated Activity Company dan Greylag Goose Leasing 1446 Designated Activity Company (Greylag Entities). Kedua kreditur ini mengajukan PK terhadap pengesahan perdamaian PKPU pada November 2022 lalu.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan permohonan PK tersebut tidak diterima oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Dalam pernyataan itu dijelaskan bahwa permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan oleh Greylag Entities Tidak Memenuhi Syarat Formil (TMS). Sebelumnya di tahun 2022 Greylag Entities mengajukan upaya Peninjauan Kembali atas Putusan Homologasi PKPU yang telah disahkan pada Juni 2022 lalu di mana upaya hukum kasasi tersebut turut telah dimenangkan oleh Garuda Indonesia.
Irfan mengungkapkan, penetapan penolakan terhadap permohonan Peninjauan Kembali ini menjadi penanda penting bagi rangkaian tahapan restrukturisasi Garuda Indonesia yang ditempuh melalui proses PKPU, telah mendapatkan landasan hukum yang semakin solid.
"Selanjutnya, Garuda Indonesia berkomitmen penuh untuk senantiasa memastikan fase transformasi kinerja dapat berlangsung dengan optimal dengan mengedepankan asas kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku," kata dia dalam siaran pers.
Simak Video: Respons Garuda Indonesia soal Merger 3 Maskapai BUMN