Mata uang dolar AS disebut digunakan oleh negara-negara barat sebagai senjata. Apa maksudnya?
Dikutip dari tasnimnews.com disebutkan CEO VTB Andrey Kostin mengungkapkan dolar digunakan secara ilegal sebagai senjata.
Dia menyebut hal ini seharusnya tak boleh dilakukan. "Kita bicara tentang keuangan dan perekonomian, mengapa harus digunakan untuk tujuan lain? Harusnya bebas dari risiko politik dan geopolitik. Itu alasan (untuk de-dolarisasi)," kata dia dikutip Senin (18/9/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andrey juga mengutip film The Godfather Part III yang menyebut 'Keuangan adalah senjata, politik adalah mengetahui kapan harus menarik pelatuknya'.
"Itulah yang kami lihat, para politisi barat telah mengambil tindakan untuk melawan Rusia dan negara-negara lainnya," ujar dia dikutip dari RT.
Kostin mencatat meskipun dalam satu dekade tak ada yang mau menggunakan mata uang lokal dalam transaksi lintas negara, kini mulai banyak pihak yang menempuh langkah tersebut.
Menurut dia dulunya orang-orang lebih memilih untuk menggunakan dolar AS. Hingga akhirnya Amerika Serikat (AS) mengancam Rusia dan negara lainnya. "'Jika anda tidak melakukan ini, jika anda tidak melakukan itu, kami akan memutus hubungan anda dengan dolar'. Jika mereka tidak seperti itu, kami tidak akan pernah mengajukan pertanyaan ini," jelas dia.
Dia menyebut sudah saatnya negara-negara di Selatan untuk menciptakan sistem keuangan mereka berdasarkan mata uang nasional. Saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menghapus sistem kolonial yang sudah ada sejak Perang Dunia II.
"Sistem kolonial di sektor keuangan yang dibangun AS masih tetap ada," jelas dia.
Kostin mengatakan kondisi saat ini jelas, jika banyak negara akan tetap berada di bawah ancaman AS.
Lihat juga Video: Jokowi: Tekanan Ekonomi Global Terhadap RI Telah Mereda