Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka suara mengenai situasi mata uang rupiah yang belakangan dalam tren melemah. Hal ini disebut akibat adanya tekanan eksternal khususnya di Amerika Serikat (AS).
"Peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global menyebabkan nilai tukar Rupiah pada September 2023 (sampai 20 September 2023) secara point-to-point melemah sebesar 0,98% dibandingkan dengan level akhir Agustus 2023," kata Perry dalam konferensi pers, Kamis (21/9/2023).
Baca juga: Dolar AS Menggila! Makin Dekat ke Rp 15.500 |
Penyebab utama pelemahan rupiah adalah ketidakpastian pasar keuangan global, dipicu oleh arah kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Apalagi Bank Sentral AS Federal Reverse (The Fed) diproyeksi masih akan menaikkan suku bunga acuan satu kali lagi sampai akhir tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Artinya memang ya itu ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat, Fed Fund Rate yang naik November, sementara inflasinya turun lambat banget. Nah itu yang membuat dolar sangat kuat," jelasnya.
Mengutip data RTI, dolar AS pagi ini tercatat menguat 35 poin atau naik 0,23% ke level Rp 15.407. Dolar AS berada di level tertingginya pada Rp 15.409 dan terendahnya Rp 15.320.
Meski begitu, Perry menyebut dari awal tahun atau year to date (ytd), Rupiah masih menguat 1,22%. Rupiah disebut masih lebih baik dibandingkan dengan mata uang India, Filipina dan Thailand yang masing-masing alami depresiasi dalam yakni 0,42%, 1,92%, dan 4,03%.
"Ke depan BI perkirakan stabilitas rupiah tetap terjaga sejalan dengan persepsi investor ke prospek perekonomian Indonesia, inflasi rendah dan imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik," tegas Perry.
BI juga terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas, meningkatkan efektivitas implementasi instrumen penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA), melanjutkan penerbitan SRBI, serta mempertahankan suku bunga acuan di level 5,75%.
"Fokusnya menstabilkan nilai tukar rupiah. Bagaimana menstabilkan nilai tukar rupiah? Suku bunganya stay, kita melakukan intervensi, dan inovasi dalam bagaimana kami melakukan operasi moneter," pungkasnya.
Lihat juga Video: Dolar AS Menggila, Sentuh Level Rp 15.550!