Dolar AS Sudah Tembus Rp 15.610, Bakal Menguat atau Melemah?

Dolar AS Sudah Tembus Rp 15.610, Bakal Menguat atau Melemah?

Ilyas Fadilah - detikFinance
Sabtu, 07 Okt 2023 19:15 WIB
Tembus Rp 15.500, Dolar AS Makin Menggila
Dolar AS/Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menguat dan menembus level Rp 15.610 per 6 Oktober 2023. Padahal pada April, dolar AS berada di kisaran Rp 14.670.

Analis pasar uang Lukman Leong berpendapat dolar AS masih akan menguat hingga akhir 2023 atau awal 2024. Menurutnya kebijakan suku bunga AS yang tinggi berkontribusi atas terkereknya nilai dolar AS.

"Dolar AS diperkirakan masih akan terus kuat hingga paling tidak akhir tahun atau awal tahun depan," katanya kepada detikcom, Sabtu (7/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suku bunga AS yang tinggi membuat dolar AS lebih menarik bagi investor. Selain itu melemahnya ekonomi China juga memberi sentimen negatif terhadap mata uang Asia.

"Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat dolar AS lebih menarik bagi investor. Selain itu, sejak pembukaan kembali, ekonomi China yang berjalan lebih lemah dari harapan dan hal ini berimbas pada bukan hanya rupiah, namun mata uang regional Asia pun ikut melemah," bebernya.

ADVERTISEMENT

Ia berpendapat dolar AS bisa menyentuh Rp 16.000 atau lebih apabila BI tidak melakukan intervensi. Senada, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi berpendapat kebijakan suku bunga AS bakal mempengaruhi nilai tukar dolar AS yang tinggi.

Ibrahim memprediksi bank sentral AS kembali menaikkan suku bunga, sehingga dolar AS menyentuh Rp 15.800 pada November. Namun, rupiah kemungkinan menguat pada akhir tahun ke level Rp 15.200.

"Akhir tahun karena memasuki tahun politik kemungkinan ada di Rp 15.200, dibandingkan fluktuasi sekarang yang bisa Rp 15.800," imbuhnya.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra juga berpendapat pelemahan rupiah terhadap dolar AS bisa terjadi hingga akhir tahun.

"Potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS mungkin bisa terjadi hingga akhir tahun ini. Karena di sisa tahun ini, ekspektasi pasar soal kebijakan suku bunga tinggi AS masih belum surut. Pasar mungkin menunggu hasil rapat bank sentral AS di Desember ini," tutupnya.

(ily/ara)

Hide Ads