Jakarta -
Bank investasi global, JPMorgan, merilis riset terbaru soal rekomendasi saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Rekomendasi ini diberikan di tengah tren volatilitas saham GOTO dalam sepekan terakhir yang turut mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham GOTO ditutup pada perdagangan sesi I, Senin (16/10/2023) di angka Rp 62/saham atau turun 7,4%. Nilai perdagangan saham GOTO sebesar Rp 786 miliar dengan volume transaksi mencapai 13,05 miliar saham.
Di tengah volatilitas ini, Head of Indonesia Research and Strategy JPMorgan Henry Wibowo bersama timnya Arnanto Januri, Elaine Tanuwijaya, Alex Yao, dan Ranjan Sharma masih memberikan rekomendasi Overweight (OW) bagi saham GOTO. Berdasarkan rekomendasi tersebut, kondisi saham GOTO diramal akan mengalami kenaikan melebihi saham lainnya dari sektor yang sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, target saham GOTO dipatok sebesar Rp 135/saham dalam 12 bulan ke depan, atau 118% dari harga saham saat ini.
"Kami memberikan peringkat OW GOTO. Perusahaan ini adalah hasil merger antara Gojek (ride hailing, food delivery, fintech) dan Tokopedia (e-commerce) pada 2021 dan merupakan perusahaan teknologi terbesar di Indonesia berdasarkan ekosistem dan nilai transaksi bruto (GTV) pada 2022 US$ 41 miliar, atau setara 3,5% PDB," tulis riset JPMorgan yang dirilis 14 Oktober, dikutip Senin (16/10/2023).
Pandangan positif JPMorgan terhadap GOTO ini didasarkan pada beberapa hal. Pertama, GOTO merupakan pemimpin lokal di Indonesia, negara dengan pertumbuhan PDB sebesar 5% jangka panjang dan inflasi 3 yang didukung populasi 270 juta jiwa, kelas menengah yang terus bertambah, dan meningkatnya penetrasi digital.
"Kami melihatnya [GOTO] sebagai proksi ekonomi digital terhadap potensi penurunan suku bunga pada tahun 2024," tulisnya.
Kedua, akselerasi strategi GOTO dalam monetisasi dengan pendapatan bersih CAGR (secara rerata tahunan) sebesar 33% (estimasi 2022-2025). Serta EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp 8,3 triliun (sekitar US$ 560 juta) pada tahun 2025 seperti yang diharapkan. Hal ini dinilai bisa mencapai titik impas pada kuartal 4-2023 (EBITDA disesuaikan bisa positif).
Ketiga, tim manajemen baru yang dipimpin oleh Patrick Walujo sebagai CEO (berlatar belakang private equity) dan Agus Martowardojo sebagai Komisaris Utama (mantan Gubernur Bank Indonesia, Menteri Keuangan). Komposisi ini dinilai harus mempercepat kemajuan menuju profitabilitas dan mendorong pertumbuhan berkelanjutan.
Simak juga Video 'Komisaris William Tanuwijaya Jual 332 Juta Lembar Sahamnya di GOTO':
[Gambas:Video 20detik]
Pertanyaan Investor
Menurut riset terbaru JPMorgan tu, volatilitas saham GOTO ini ternyata menarik minat lima pertanyaan krusial yang sering diajukan investor.
Pertama, mengapa GOTO perlu mencari dana baru melalui penerbitan Obligasi Konversi senilai US$ 150 juta atau setara dengan Rp 3,2 triliun (kurs Rp 15.500/US$) dari International Finance Corporation (IFC) yang menjadi bagian dari Bank Dunia? Serta mengapa dalam waktu bersamaan GOTO melakukan Penawaran Umum Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau private placement?
Kedua, apa dampak peraturan e-commerce yang baru yakni Permendag 31 tahun 2023 bagi GOTO? Apakah bisnis Tokopedia akan diuntungkan atau dirugikan?
Ketiga, bagaimana peta persaingan bisnis e-commerce pascapenghapusan Tiktok Shop dari aplikasi TikTok setelah terbit aturan baru? Keempat, bagaimana prospek pendapatan GOTO pada kuartal III-2023? Kelima, bagaimana peta persaingan di segmen on-demand services (ODS) antara Gojek vs Grab?
Menurut JPMorgan soal pertanyaan pertama mengenai private placement, diyakini ada salah persepsi bahwa Non Preemptive Rights Issue (NPRI) dianggap sebagai penyebab koreksi saham. JPMorgan pun menilai ada kerancuan antara harga pelaksanaan NPRI Rp 90/saham vs harga strike obligasi konversi Rp 135/saham yang akan dikonversi oleh IFC.
JPMorgan meyakini investasi IFC di GOTO harus dilihat sebagai bentuk kepercayaan dan dan validasi atas keberhasilan inisiatif ESG GOTO dalam meningkatkan inklusi keuangan dan transisi energi ramah lingkungan.
JPMorgan juga percaya pendanaan tambahan US$ 150 juta, di luar kas bersih yang sudah ada sebesar US$ 1,7 miliar, akan semakin memperkuat neraca investasi atau peluang produk baru GOTO, khususnya di GTF. Hal ini bukan dilihat sebagai pengeluaran lagi untuk subsidi demi bersaing.
Adapun harga NPRI sebesar Rp 90/saham sebetulnya ditetapkan untuk keperluan penataan convetible bond (CB). Diketahui, harga diambil oleh Bhineka Holdings dan harga strike sebenarnya dari IFC adalah Rp 135/saham yang akan menjadi harga patokan yang nanti ada opsi untuk eksekusi.
JPMorgan juga yakin Permendag No.31/2023 akan berdampak positif bagi Tokopedia dan Shopee, karena TikTok sudah resmi menghapus tombol E-Commerce TikTok Shop dari aplikasinya.
"Meskipun demikian, kami melihat perusahaan-perusahaan lama memberikan insentif jangka pendek untuk merebut merchant-merchant Tiktok yang sudah ada, terutama dari Shopee, kami yakin persaingan akan menjadi rasional dalam jangka menengah dan meningkatkan jalur menuju profitabilitas bagi industri ini," tulis JPMorgan.
Keempat, JPMorgan memperkirakan pertumbuhan nilai transaksi bruto (GTV) secara kuartalan (QoQ) sebesar satu digit untuk GOTO di Q3-23. Jumlah ini diprediksi setelah mengalami kontraksi selama dua kuartal berturut-turut, dengan peningkatan berkelanjutan dari sisi EBITDA yang disesuaikan.
Kelima, meskipun masih ada beberapa promosi diskon di seluruh platform pesan-antar makanan, termasuk model berlangganan baru di GoFood dan GrabFood, JPMorgan yakin lanskap persaingan sudah meningkat dalam 1-2 tahun terakhir.
Setidaknya ada lima pemain di segmen ini pada 2021-2022 (GoFood, GrabFood, ShopeeFood, Traveloka Eats, AirAsia Food). Namun saat ini hanya dua pemain aktif, karena satu telah melakukan pengurangan besar-besaran dan dua lainnya sudah tidak beroperasi lagi.
"Secara terpisah, kami yakin lanskap persaingan dalam layanan ride-hailing tidak banyak berubah karena masih tetap sehat, terutama ketika membandingkan tarif dengan taksi lokal," pungkasnya.