"Kita prioritas Timur Tengah," kata Erick Thohir di sela-sela acara groundbreaking BSI Tower Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Erick mengatakan, pihaknya tidak akan terburu-buru mencari mitra. Pihaknya ingin menjalin kemitraan seperti halnya SingTel dengan Telkom.
"Kita masih diskusi karena mencari partner jangan buru-buru, seperti kita berpartner dengan SingTel Telkom, ya sekarang makin bagus setelah masing-masing pihak antara Telkomsel dan Telkom membagi wilayah, yang satu BtoB, satu lagi BtoC," katanya.
Lanjut Erick, pihaknya ingin mencari mitra yang mampu mendorong BSI menjadi semakin besar. Kemudian, mendorong BSI membuka askes ke berbagai negara.
"Sama, kalau kita mau mencari partner BSI, kita pengin juga mitra yang bisa menjadikan BSI bank syariah secara global sekarang ini rangking 12, siapa tahu ke depan bisa masuk 10 besar. Partner yang bisa membuka akses kita membuka kantor di London, Riyadh, Mekah, Madinah Dubai ini yang kita dorong, karena pendanaan dalam konteks syariah juga salah satu menarik ke depan untuk terus dieksplorasi," terangnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani menuturkan, investor baru BSI rencananya akan masuk setelah BRI dan BNI melakukan divestasi saham. Seperti dikutip dari laman Bursa Efek Indonesia (BEI), BRI saat ini mengempit 15,38% dan BNI sebanyak 23,24% saham BSI.
"(Yang akan dilepas) BRI dan kemungkinan ada BNI sedikit," katanya di Kompleks DPR/MPR, Jakarta, Kamis (14/9).
Lanjutnya, investor baru akan masuk dengan menggenggam 20% saham BSI. "Kurang lebih 20%-an," imbuh Rosan. (aid/das)