Selama kuartal III-2023, RAAM mencatatkan laba bersih 50% dari target atau Rp 51 miliar. Pada periode yang sama, pendapatan perusahaan tumbuh 2% menjadi Rp 231 miliar dari periode sebelumnya Rp 226 miliar. Pendapatan tersebut berasal dari sinetron 47% dan film 22%.
Meski baru mencapai setengahnya, RAAM yakin bisa mencapai target lantaran salah satu filmnya menjadi film terlaris kedua tahun ini.
"Film Di Ambang Kematian telah memecahkan rekor sebagai film terlaris kedua tahun ini. Namun, pendapatan dari film ini belum tercatat dalam laporan keuangan 9M23 karena dirilis pada 28 September 2023," kata manajemen dikutip dari keterbukaan informasi BEI, dikutip Rabu (22/11/2023).
Dengan begitu, pendapatan film ini akan tercatat pada kuartal IV. RAAM memperkirakan pendapatannya akan berdampak besar terhadap keuntungan dan pendapatan perusahaan pada akhir 2023.
RAAM juga menyebut telah mendapatkan pemesanan sinetron setara 365 jam untuk 2024. Sementara, sepanjang 2023, RAAM telah memiliki library lebih dari 15.000 jam sinetron dan lebih dari 650 judul film.
Di sisi lain, RAAM terus mengembangkan lini bisnis digitalnya dengan mengakuisisi saham DMS+ sebesar 35%. Platform OTT tersebut diciptakan oleh Demian Aditya dan Sarah Wijayanto dan menjangkau pecinta horor.
"DMS+ telah menjangkau 1,3 juta pemirsa dan telah diunduh lebih dari 500.000 kali, dengan basis pengguna aktif sebanyak 278.000," imbuhnya.
Sebagai informasi, RAAM merupakan distributor terbesar film India di Indonesia, Thailand, dan Timor Leste dan telah menguasai pangsa pasar lebih dari 95%. RAAM juga mendistribusikan film Indonesia di Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Kamboja serta memperluas pasar ke Thailand dan Myanmar.
Selain memproduksi film-film berkualitas, perusahaan juga terus melakukan ekspansi dengan menambah lima bioskop baru di beberapa wilayah di Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi yang akan dimulai pada tahun 2024. (ara/ara)