Soal Divestasi Saham Vale, Wamen BUMN Ungkap Januari Ada 'Titik Terang'

Soal Divestasi Saham Vale, Wamen BUMN Ungkap Januari Ada 'Titik Terang'

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Sabtu, 30 Des 2023 12:15 WIB
Wakil Menteri (Wamen) II BUMN Kartika Wirjoatmodjo
Foto: Anisa Indraini/detikcom
Jakarta -

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, negosiasi harga divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk (Vale) masih terus berjalan. Adapun proses ini telah berjalan sejak Januari 2023.

Pria yang akrab disapa Tiko ini mengatakan, saat ini prosesnya telah sampai ke tahap review valuasi atau nilainya. Diperkirakan akhir Januari 2024 mendatang, proses akan masuk ke tahap penawaran alias bidding harga.

"Kita lagi review detail mengenai valuasinya. Baik valuasi reserve maupun valuasi proyek. Mungkin Januari (2024) akhir kita mulai bidding harga belinya," kata Tiko, ditemui di Jakarta, Jumat (30/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, saat ini kedua pihak belum mencapai kesepakatan harga. Akan tetapi, ia enggan membocorkan berapa kisaran harga yang sudah dibahas dalam negosiasi itu.

"Belum belum. Kita baru adakan due diligence (uji kelayakan) sekarang" ujarnya.

ADVERTISEMENT

Sebagaimana diketahui, holding pertambangan BUMN MIND ID akan menambah saham 14% di Vale Indonesia. Tiko berharap, akhir Januari segala informasi menyangkut hasil negosiasi ini sudah dapat disampaikan di akhir Januari 2024 mendatang.

"Kita kan nambah 14% (saham) kan. Sekarang sudah, ya Januari akhir kita akan lihat," pungkasnya.

Sebelumnya, Erick Thohir mengatakan, jika harga saham yang diberikan dalam divestasi ini tidak cocok, maka ia meminta agar lahan tambang Vale Indonesia diciutkan (relinquish). Apalagi, Erick mengatakan, selama ini Vale tidak perform.

"Kan kita sudah ada 34%, tapi masalah valuasi saya bertahan. Ya kembali, kalau angkanya nggak ketemu, di-relinquish aja. Toh ada beberapa yang nggak perform dari Vale," katanya usai menghadiri Perayaan Hari Ibu dan Peluncuran Employee Well-Being Policy, Jakarta, Rabu (13/12).

Erick sendiri enggan buka suara mengenai harga saham yang diminta. Menurutnya, jika sama-sama bertahan maka kondisinya akan sulit.

"Ya saya bertahan, dia bertahan ya mestinya sulit ya kalau pemerintah, apalagi ini kan aset bangsa kita, aset negara. Jadi bukan sesuatu yang inovasi, ini tinggal ngegali," katanya.

(shc/fdl)

Hide Ads