Sidang Sengketa Pilpres Usai, IHSG Terbang Tinggi

Sidang Sengketa Pilpres Usai, IHSG Terbang Tinggi

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 23 Apr 2024 09:29 WIB
Pekerja berjalan dengan latar belakang layar pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (8/4/2022). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari Jumat (8/4) sore ditutup naik 83,46 poin atau 1,17 persen menembus level  7.210. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pagi ini menguat begitu tinggi. Penguatan IHSG terjadi usai sidang sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) telah selesai.

Mengutip data RTI, Selasa (23/2/2024), pagi ini IHSG dibuka menguat 49 poin (0,7%) ke 7.123. Indeks LQ45 juga dibuka naik 0,88% poin ke posisi 929.

IHSG berada di level tertingginya pada level 7.127 dan terendahnya 7.102. Sebanyak 517 juta lembar saham diperdagangkan pagi ini dengan nilai Rp 325 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak pra pembukaan IHSG tercatat sudah menguat 28 poin (0,41%) ke posisi 7.102. Indeks LQ45 juga sudah menguat 0,7% ke level 927.

Kemarin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan selesainya sidang sengketa Pilpres 2024 di MK membuat investor tidak wait and see lagi.

ADVERTISEMENT

"MK tidak wait, kalau itu investor tidak wait and see lagi karena sudah ada pengetokan, sudah ada keputusan," kata Airlangga kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).

Airlangga mengajak seluruh pihak menerima keputusan tersebut dan bekerja bersama untuk mendukung program-program yang bisa membawa Indonesia menjadi negara maju dan sejahtera. Ia menyoroti situasi geopolitik saat ini yang dinilai sedang tidak menguntungkan.

Sementara itu menurut riset Ajaib Sekuritas sentimen juga datang dari rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang melaporkan surplus neraca dagang Indonesia pada Maret 2024 sebesar US$ 4,47 miliar. Perolehan tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar US$ 0,83 miliar.

Neraca dagang non migas mengalami surplus US$ 6,51 miliar yang ditopang oleh ekspor komoditas, seperti logam mulia dan perhiasan, batu bara, besi dan baja, serta produk kimia. Secara keseluruhan, Indonesia mengalami surplus neraca dagang dalam 47 bulan beruntun. Di sisi lain, pelaku pasar juga mencermati rilis kinerja keuangan, khususnya Big Banks pada Kuartal I-2024.

(das/das)

Hide Ads