Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup Gegara Sepi Orderan

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup Gegara Sepi Orderan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Minggu, 05 Mei 2024 09:43 WIB
Pekerja tengah memproduksi sepatu dan sandal di pabrik PT Sepatu Bata Tbk, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (28/5/2015). Menghadapi tahun ajaran baru bagi siswa sekolah dan jelang bulan Ramadhan, Bata memproduksi sekitar 25.000 pasang per harinya untuk memenuhi kebutuhan pasar di seluruh Indonesia. Selain dipasarkan di Indonesia, produk sepatu dan sandal Bata juga diekpor hampir ke 15 Negara. Agung Pambudhy/Detikcom.
Ilustrasi Pabrik Sepatu Bata (Foto: Agung Pambudhy)
Jakarta -

Salah satu pabrik sepatu milik PT Sepatu Bata Tbk (BATA) terpaksa harus ditutup. Pabrik itu berada di Purwakarta, Jawa Barat.

Informasi itu diungkap dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Corporate Secretary BATA Hatta Tutuko kepada otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI). Disebutkan perusahaan tak mampu lagi kelanjutan produksi di pabrik sepatu Purwakarta.

"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," jelas Hatta dalam keterangannya, Minggu (5/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hatta menjelaskan pabrik tersebut kurang orderan atau permintaan produksi dari pemasok lokalnya di Indonesia. Permintaan yang minim membuat ongkos produksi lebih besar daripada pemasukan, maka dari itu pabrik terpaksa ditutup.

"Karena permintaan pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di Pabrik Purwakarta terus menurun dan kapasitas produksi pabrik jauh melebihi kebutuhan yang bisa diperoleh secara berkelanjutan dari pemasok lokal di Indonesia," sebut Hatta.

ADVERTISEMENT

Dia melanjutkan perusahaan sudah berupaya untuk mempertahankan operasional semua sentra produksinya termasuk pabrik sepatu di Purwakarta.

Namun di tengah kerugian perusahaan dan tantangan industri alas kaki yang makin banyak perusahaan tak mampu lagi mempertahankan pabrik tersebut untuk tetap dibuka.

"PT Sepatu Bata Tbk telah melakukan berbagai upaya selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan tantangan industri akibat pandemi dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat," beber Hatta.

(hal/das)