Laporan Keuangan Indofarma: Pendapatan Turun 54%, Laba Bersih Minus Rp 600 M

Laporan Keuangan Indofarma: Pendapatan Turun 54%, Laba Bersih Minus Rp 600 M

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 19 Jun 2024 17:03 WIB
Direksi BUMN Farmasi dari kiri ke kanan Dirut Indofarma kedua dari kiri (melihat laptop).
Direksi BUMN Farmasi dari kiri ke kanan Dirut Indofarma Yeliandriani, kedua dari kiri (melihat laptop) - Foto: detikcom/Shafira Cendra Arini
Jakarta -

PT Indofarma Tbk (INAF) dan anak perusahaan tengah terseret kasus dugaan penyimpangan keuangan hingga menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 371 miliar. Tak hanya itu, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) baru-baru ini juga menemukan bahwa perusahaan terjerat utang pinjaman online (pinjol).

Ternyata, keuangan perusahaan telah terguncang sejak beberapa tahun lalu. Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Shadiq Akasya mengatakan, sejak 2021 s.d 2023 perusahaan mengalami tren penurunan kinerja.

"Kami jelaskan bahwa kinerja Indofarma mengalami tren menurun sejak tahun 2021 s.d 2023, baik secara pendapatan maupun profitabilitas. Namun di 2023 telah dilakukan upaya-upaya perbaikan, terutama di beban usaha dan keuangan," kata Shadiq, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (19/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pendapatan (2023) sebesar Rp 524 miliar turun sebesar 54,2%. Pendapatan ini didominasi oleh penjualan produk dalam negeri sebesar Rp 501 miliar," sambungnya.

Dalam bahan paparannya, tercatat bahwa pada tahun 2022 sendiri Indofarma mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1,14 triliun. Jumlah pendapatan 2023 juga turun lebih dari 70% dari target perusahaan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023 di angka Rp 1,87 triliun.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, besaran beban sebelum pajak atau EBITDA tahun 2023 tercatat sebesar negatif Rp 293 miliar. Menurut Shadiq, angka ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya di negatif Rp 361 miliar.

"Hal ini disebabkan penurunan beban pemasaran dan distribusi seiring penurunan penjualan dan efisiensi atas berbagai operasional kantor," jelasnya.

Selain itu, net income atau laba bersih turun dari 2022 sebesar minus atau negatif Rp 428 miliar menjadi negatif Rp 600 miliar di 2023. Shadiq menjelaskan, hal ini lantaran adanya penyisihan piutang sebesar Rp 46 miliar dan biaya-biaya terkait pajak sebesar Rp 120 miliar.

Shadiq juga menambahkan, posisi keuangan di 2022 masih menyesuaikan dengan kinerja yang belum membaik sehingga nilai aset atau ekuitas perusahaan di posisi negatif Rp 615 miliar. Sementara total aset di 2023 sebesar Rp 933 miliar.

"Perlu kami tegaskan Indofarma saat ini masih proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) dan proses legal aspect-nya masih terus berjalan sampai sekarang. Nanti bisa kami jelaskan di belakang," ujar dia.

(shc/kil)

Hide Ads