PT Unilever Indonesia Tbk mencetak penjualan bersih sebesar Rp 10,1 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 1,4 triliun sepanjang kuartal-I tahun 2024. Ternyata, penjualan tersebut mengalami penurunan sebesar 14% dibandingkan dengan tahun lalu.
Direktur PT Unilever Indonesia Tbk Vivek Agarwal menyebut penurunan tersebut merupakan kepanjangan dampak penjualan bersih tahun lalu. Meski begitu, dia bilang dampaknya tidak terlalu signifikan.
"Penjualan turun 14% akibat penurunan net sales dari tahun lalu, tapi tidak terlalu signifikan," ujarnya dalam acara RUPS dan Paparan Publik, Tangerang, Kamis (20/6/2024).
Salah satu upaya untuk menggenjot penjualan pada tahun ini dengan mendorong lebih banyak produk-produk Unilever di minimarket dan e-commerce. Selain itu, pihaknya juga telah mengalami reorganisasi sehingga dapat mempercepat pengambilan keputusan dan inovasi produk. Salah satu buktinya dengan peluncuran deodorant Rexona dengan kemasan tube.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Unilever Indonesia Tebar Dividen Rp 2,9 T |
"Tentu butuh waktu kami tahu apa saja yang harus dilakukan. Ini merupakan salah satu dari beberapa pilar yang dapat memajukan dan kita berkomitmen akan hal ini," jelasnya.
Sementara itu, Direktur Beauty and Personal Care PT Unilever Indonesia Tbk Ainul Yaqin mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi untuk mendongkrak penjualan pada tahun ini. Di antaranya, dengan fokus mengembangkan produk-produk unggulan.
Pengembangan itu berfokus pada inovasi komposisi dan kemasan, misalnya produk shampo Clear dengan keunggulan basmi ketombe lebih ampuh, produk pasta gigi Pepsodent dengan manfaat lebih kuat 10 kali lipat.
"Produk Lifebuoy salah satu top 3 brand, kita melakukan relaunch, melakukan kita inovasi dari sisi kemasan dan komposisi," katanya.
Dalam mengembangkan pasar, Ainul menyebut pihaknya mendorong melalui cara premiumisasi produk-produknya. Misalnya, deodorant Rexona tidak hanya mencegah bau badan, tapi juga dapat memutihkan kulit.
Dia menekankan dengan adanya reorganisasi, pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan. Selain itu, dapat meningkatkan keahlian para ahli.
"Dari manfaat ini, yang kita rasakan proses lebih cepat dengan inovasi produk, misalnya Rexona Deo Lotion Tube. Kita luncurkan lebih cepat hanya 8 bulan dibandingkan biasanya 12 bulan," jelasnya.
(rrd/rir)