Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pagi ini kembali melemah. Mata uang Paman Sam tersebut menguat 14 poin atau 0,09% ke Rp 16.439.
Mengutip data RTI, Jumat (21/6/2024), dolar AS bergerak pada level tertingginya di Rp 16.439 dan level terendah di Rp 16.425. Dolar AS tercatat menguat secara mingguan 0,27%, bulanan 2,46% dan setahun menguat 9,67%.
Sementara pergerakan mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS pada pagi ini seperti terhadap Yuan dolar AS melemah 0,06% ke 7,28, sedangkan terhadap Yen, dolar AS menguat 0,03% ke 158,9, sementara terhadap dolar Singapura, dolar AS melemah 0,05% ke 1,35.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo buka-bukaan terkait kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Nilai tukar rupiah melemah 5,92% terhadap dolar AS dari level akhir Desember 2023.
Perry mengatakan pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh dampak global dan domestik. Dari sisi global, karena masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.
"Terutama berkaitan dengan ketidakpastian arah penurunan Fed Fund Rate AS, penguatan mata uang dolar AS secara luas, dan masih tingginya ketegangan geopolitik," kata Perry dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2024).
Dari faktor domestik, Perry menyebut tekanan rupiah disebabkan oleh kenaikan permintaan valas oleh korporasi termasuk untuk repatriasi dividen, serta persepsi terhadap kesinambungan fiskal ke depan.
"Persepsi belum tentu benar lho, jangan diyakini kalau persepsi. Persepsi akan stimulus fiskal ke depan ini persepsi, nah persepsi ini kan faktor-faktor teknikal jangka pendek," tuturnya.
Meski begitu, pelemahan rupiah dinilai lebih baik dibandingkan pelemahan won Korea Selatan, baht Thailand, peso Meksiko, real Brasil, dan yen Jepang yang masing-masing melemah 6,78%, 6,92%, 7,89%, 10,63%, dan 10,78%.
Simak Video 'Ekonom: Dukung Produk Lokal Bisa Selamatkan Nilai Tukar Rupiah':