Sebagaimana dilaporkan pada kuartal I-2024, GoTo telah melakukan divestasi kepemilikan dari layanan pengiriman dan pemenuhan yang dilaksanakan oleh GoTo Logistics, untuk mendukung Tokopedia. GoTo Logistics didekonsolidasikan dari pencatatan keuangan Grup sejak Mel 2024. Hal ini tidak berdampak pada GoSend, layanan pengiriman konsumen-ke-konsumen yang pada saat ini tersedia melalui aplikasi Gojek yang merupakan bagian dari segmen bisnis On-Demand Services Grup GoTo.
Perseroan baru-baru ini mengumumkan rencana untuk meminta persetujuan penarikan kembali saham treasuri terkait dengan inisiatif pembelian kembali saham yang dilakukan pada tahun 2021 dan 2022, pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan Agustus mendatang.
Bergantung pada persetujuan pemegang saham, Perseroan akan mengurangi modal dengan menarik kembali 10.264.665.616 saham Seri A, yang semuanya dibeli kembali oleh perseroan pada 2021 dan 2022 melalui pembelian kembali saham pra-IPO, serta program greenshoe yang dilaksanakan. terkait dengan IPO Perseroan. Langkah tersebut diharapkan akan menambah nilai bagi pemegang saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
On-Demand Services terus mencatatkan pertumbuhan didorong peningkatan penggunaan opsi layanan transportasi dan pengantaran yang lebih terjangkau. Hal Ini merupakan kunci strategi mass market yang menjadi fokus Perseroan.
GTV dan jumlah pesanan yang diselesaikan (completed order) di Indonesia mencapai level tertinggi sejak Perseroan mengambil langkah menuju profitabilitas, seiring dengan penurunan beban yang terus berlangsung. Meningkatnya adopsi layanan untuk mass market serta layanan berlangganan, diharapkan turut mendorong pertumbuhan bisnis Perseroan ke depan.
Baca juga: Simon Ho Jadi CFO Baru GoTo, Ini Profilnya! |
Perseroan menegaskan kepemimpinan pasar di Indonesia, dengan pertumbuhan GTV dan pesanan yang diselesaikan, masing-masing sejumlah 18% dan 24% YoY, yang merupakan capaian tertinggi. On-Demand Services GTV tumbuh 14% YoY menjadi Rp15,5 trillun.
Pendapatan bruto tumbuh 17% YoY menjadi Rp3,4 triliun. Dengan basis perhitungan akuntansi sebanding, dan dengan memperhitungkan perubahan model bisnis yang dilakukan pada kuartal sebelumnya, pendapatan bruto meningkat sebesar 5%. Biaya kas rutin tetap berkurang 14% YoY menjadi Rp624 miliar.
Layanan transportasi roda dua yang terjangkau diluncurkan, bersamaan dengan peningkatan layanan pengiriman makanan terjangkau dari Perseroan. Cara ini lebih mementingkan inovasi layanan dan mengesampingkan insentif, sehingga mendorong pertumbuhan yang menguntungkan bagi pengguna baru, serta pengguna yang sebelumnya tidak aktif. Seperempat dari pengguna baru dan yang diaktifkan kembali, dalam beberapa bulan terakhir, adalah pengguna produk mass market.
Gojek PLUS kini mencakup seluruh layanan On-Demand Services, yang mendorong pertumbuhan jumlah pelanggan hingga dua kali lipat sejak awal tahun, Pengguna layanan berlangganan menghabiskan sekitar tiga kali lebih banyak secara GTV dibandingkan dengan pengguna yang tidak berlangganan, serta menggunakan lebih banyak jenis layanan, dan memiliki tingkat retensi yang lebih tinggi.
EBITDA yang disesuaikan untuk On-Demand Services meningkat sejumlah Rp 254 miliar YoY menjadi Rp 90 miliar atau 0,6% dari GTV On-Demand Services. Dengan capaian ini, unit bisnis tersebut mencatatkan EBITDA yang disesuaikan positif selama tiga kuartal berturut-turut. Perseroan memperkirakan bahwa pangsa pasar On-Demand Services di Singapura tumbuh 3 poin persentase pada kuartal kedua.
Hal ini dipengaruhi oleh kemitraan dengan ComfortDelGro yang diluncurkan pada akhir April. Langkah ini dinilai mampu membantu mengatasi tantangan ketersediaan pengemudi.
Selaras dengan strategi mass market, GoTo akan terus berinvestasi pada unit bisnis On Demand Services untuk memperluas basis pengguna, khususnya melalui produk yang terjangkau. Peningkatan jumlah pengguna layanan berlangganan, juga akan mendukung upaya memperdalam wallet share seiring semakin banyaknya produk yang digunakan konsumen dalam ekosistem GoTo.
Pendapatan bruto Financial Technology tumbuh 97% YoY sebesar Rp788 miliar, didorong oleh peningkatan pinjaman serta pembayaran melalui adopsi aplikasi GoPay. Take rate tumbuh sebesar 24 basis poin YOY.
Biaya kas rutin tetap berkurang 7% YoY menjadi Rp437 miliar, seiring pengurangan biaya Infrastruktur IT. Rugi EBITDA yang disesuaikan untuk unit bisnis Financial Technology berkurang sebesar 67% YoY menjadi Rp168 miliar, atau 0.1% dari GTV unit bisnis ini.
Tingkat pemberian pinjaman dari bisnis pinjaman konsumen GoTo, yang mencakup produk buy now pay later (BNPL) dan pinjaman tunai, tumbuh sekitar 3,5x YoY menjadi Rp3,5 triliun. Pertumbuhan tersebut diiringi dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.
Perseroan telah meluncurkan produk buy now pay later-nya sebagai metode pembayaran berbentuk cicilan untuk pengguna yang berbelanja di Shop Tokopedia di platform Tiktok. Aplikasi GoPay telah diunduh lebih dari 30 juta kali sampai dengan 30 Juni 2024, dan biaya per instalasi terus berkurang.
(ara/ara)