Ancaman Resesi AS Bikin Bursa Saham Jepang Ambruk

Samuel Gading - detikFinance
Senin, 05 Agu 2024 15:09 WIB
Ilustrasi - Foto: Shutterstock
Jakarta -

Pasar saham Jepang Nikkei terpantau melemah pada Senin (5/8/2024). Penurunan indeks saham hingga 13% kondisi ini merupakan yang terparah dalam tujuh bulan terakhir.

Dilansir dari Reuters, Nikkei mengalami penurunan tajam setelah mencapai titik puncak pada Juli. Aksi jual saham terjadi karena kekhawatiran pasar mengenai situasi perekonomian Amerika Serikat (AS) yang berpotensi menuju resesi.

Mata uang yang dinilai sebagai 'safe haven' yakni yen dan franc Swiss terpantau melonjak seiring melemahnya perdagangan carry trade. Hal ini memicu spekulasi sejumlah investor harus melepas perdagangan yang menguntungkan untuk menutup kerugian di tempat lain.

Nasdaq futures terpantau merosot 4,7%, sementara S&P futures merosot 12,4% seiring penurunan yang terjadi di seluruh dunia. Adapun EUROSTOXX 50 futures turun 2,1% dan FTSE futures turun 1,2%.

Skala kerugian yang dialami Nikkei pun disebut adalah yang terburuk sejak krisis keuangan global pada 2011. Obligasi 10 tahun Jepang turun tajam 17 basis poin ke level terendah sejak April di level 0,758% di tengah pertimbangan pasar terhadap prospek kenaikan suku bunga Bank Sentral Jepang.

Adapun obligasi negara (treasury bonds) dengan imbal hasil 10 tahun yang selama ini banyak diminati, mencapai angka 3,723% alias titik terendah sejak pertengahan 2023. Imbas hasil obligasi dua tahun juga turun menjadi 3,807%, setelah turun 50 basis poin pada minggu lalu.

Laporan pendapatan bulan Juli AS yang lemah juga membuat pasar khawatir bahwa The Fed tidak hanya menurunkan suku bunga pada September, tapi juga melakukan pelonggaran sebesar 50 basis poin. Kontrak berjangka memberikan sinyal pemangkasan suku bunga simpanan sebesar 122 basis poin sebesar 5,25-5,5% tahun ini, dan memperkirakan suku bunga akan berada di kisaran 3% pada akhir 2025.




(kil/kil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork