BNI Buka Suara soal Rencana Divestasi Saham di BSI

BNI Buka Suara soal Rencana Divestasi Saham di BSI

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Kamis, 22 Agu 2024 19:47 WIB
Ilustrasi Gedung BNI
Ilustrasi.Foto: Dok BNI
Jakarta -

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) buka suara soal divestasi saham di PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS). Rencana tersebut telah terdengar sejak 2023 silam, namun hingga kini belum ada titik terang.

Direktur Finance Novita Widya Anggraini mengatakan, secara keseluruhan saat ini perkembangan perbankan syariah di Indonesia semakin menguat, begitu pula posisi BSI yang punya peran signifikan di industri.

"Sebagai salah satu pemegang saham, tentunya kami mendukung penuh inisiatif BSI yang dapat memberikan dampak positif terhadap peningkatan nilai perusahaan," kata Novita, dalam Press Conference Paparan Kinerja BNI Kuartal 2 2024 melalui siaran telekonferensi, Kamis (22/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika inisiatif tersebut melibatkan perubahan strategi investasi kami di BSI, kami tentunya akan memastikan bahwa setiap transaksi dilakukan secara arm's length dengan tata kelola yang prudent," sambung Novita.

Menurutnya, ada sejumlah aspek yang akan BNI pertimbangkan menyangkut rencana tersebut, antara lain aspek risiko, keuangan, dan juga penyusunan strategi jangka panjang dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap pelaksanaannya.

ADVERTISEMENT

Namun demikian, Novita belum dapat menyampaikan informasi lanjutan terkait dengan rencana hengkangnya BNI dari BSI ini. Diketahui, bukan hanya BNI, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI rencananya juga akan turut melakukan divestasi sahamnya di BSI.

"Tentunya kami akan secara berkala melakukan update informasi secara proporsional sesuai dengan ketentuan yang berlaku terkait keterbukaan informasi kepada public," ujar Novita.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Sebagai tambahan informasi, pada Juli lalu Direktur Utama BNI Royke Tumilaar sempat menyinggung rencana divestasi sahamnya dari BSI. Katanya, pihaknya belum tentu melepas saham BRIS. Ia juga mengatakan BNI pasti meminta izin terlebih dahulu jika ingin melakukan aksi korporasi tersebut.

"Saya bilang ya kita belum tentu (dijual), kalau ada opportunity paling kita harus ada proses izin dulu, masuk di RBB, izin keterbukaan informasi. Jadi nggak mungkin aku sembarangan main jual saham perusahaan kan nggak," ujarnya di Gedung DPR, Senin (8/7/2024), dikutip dari CNBC Indonesia.

Royke juga menjelaskan bahwa bila ada rencana divestasi, maka selalu ada porsi berimbang kepada anak perusahaan.

"Kan selalu ada imbangannya. Kalau pengen ada yang dilepas, pasti ngimbangin ke anak perusahaan lain modal. Namanya situasi ekonomi lagi kayak kemaren butuh capital yang gede, BNI Life, yang lain. Tapi kita juga belum ada satu putusan yang final mau jual atau nggak," terang Royke

"Kalau mau jual (saham BRIS) pun itu harus jadi modal, masukin lagi ke perusahaan. Kan bukan untuk laba. Bukan kepentingan dapetin laba, orang perusahaan masih untung kok," sambungnya.

Sedikit mundur ke belakang, Menteri BUMN, Erick Thohir telah menyiapkan dua opsi terkait rencana divestasi saham BNI dan BRI di BSI. Pertama adalah mencari mitra strategis. Sementara kedua adalah menghubungkannya dengan tabungan emas.

"Belum ini, ada dua opsinya, satu kita cari strategic partner. Kedua, kita me-link dengan tabungan emas," kata Erick Thohir di kawasan Jakarta Pusat, Senin (26/2/2024).

Erick mengatakan, belum ada opsi melepas saham kepemilikan BRI dan BNI pada BSI ke publik. Ia mengatakan, saat ini tengah memastikan BSI punya mitra strategis yang mampu membawanya menjadi bank syariah terbesar 10 besar di dunia.

"Belum, kita mau mastiin BSI ini kan punya strategis partner supaya yang sekarang nomor 11 terbesar di dunia bisa menjadi top 10. Tapi kemarin ada penawaran, program tabungan emas itu bagus, dan itu kan nggak semua bank boleh. Kenapa juga nggak BSI juga bisa bersinergi dengan Pegadaian, seperti apa, kita belum bahas. Jadi masih opsi," terangnya.


Hide Ads