Memasuki usia 35 tahun, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) selaku entitas bank digital bagian dari BRI Group, menunjukkan komitmen yang kuat dalam tumbuh kembangkan penggunaan bank digital di Indonesia. Komitmen ini terlihat dari total penyaluran kredit digital hingga laba bersih perusahaan sebesar Rp 20 miliar atau tumbuh hampir 116%.
Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut Subagia, mengatakan konsistensi tersebut tercermin dari berbagai layanan keuangan yang diberikan. Semisal layanan Saku Utama untuk bertransaksi, dan Saku Budget untuk mengatur pos-pos keuangan Saku Pintar untuk Investasi.
Kemudian ada juga layanan Saku Jaga untuk simpanan dana darurat, Saku Bisnis untuk memisahkan keuangan individu dengan usaha, Saku Bersama, hingga Pinang Dana Talangan untuk mengajukan pinjaman dengan mudah. Tentu semua layanan ini merupakan bagian dari layanan digital di ekosistem BRI Group.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"2024 dan 2025 kami ingin lebih masuk lagi mengelola ekosistem BRI Group yang ekosistemnya luar biasa," kata Bagus dalam Press Conference Bank Raya Anniversary di Menara BRILiaN, Jakarta Selatan, Jumat (27/9/2024).
Untuk memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, Bagus mengatakan Bank Raya juga meluncurkan Agen Laku Pandai yaitu Agen Bank Raya. Melalui agen-agen ini, masyarakat dapat bertransaksi perbankan seperti tarik dan setor tunai dengan lebih mudah.
Tidak hanya itu, Agen Bank Raya dengan keunggulan pendekatan yang berbasis komunitas, ke depannya akan melayani berbagai komunitas agar mereka dapat mengakses produk digital Bank Raya lainnya seperti Pinang flexi yang merupakan pinjaman multiguna.
Masih belum cukup, menurutnya Bank Raya juga terus memperkuat sinergi dengan ekosistem BRI Group yang terintegrasi. Sehingga nasabah dapat melakukan tarik tunai tanpa kartu di semua ATM BRI hingga bertransaksi tarik dan setor tunai di agen BRILink dan Unit Kerja BRI yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Salah satunya yang saat ini sudah kami kembangkan bisnis keagenan, ada di agen BRILink. Agen BRILink kalau kita lihat potensinya yang ada di 2024 itu sekitar 993 ribu agen BRILink, yang saat ini kami kelola baru 4% sekitar 33.500," terangnya.
"Itu menghasilkan outstanding sekitar Rp 491 miliar, tapi disbursement-nya itu sudah 7,2 triliun di triwulan kedua 2024. Jadi mungkin nanti akan kami jadikan barometer pertumbuhan bisnis digital ke depan karena potensinya luar biasa, baik yang ada di BRI sendiri yakni BRILink maupun ada di perusahaan
Memaparkan lebih jauh, Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri mengatakan dari berbagai layanan tersebut perusahaan mampu membukukan kinerja yang solid hingga pertengahan tahun 2024 ini.
Tercatat, hingga akhir Juni 2024 Bank Raya berhasil mencatatkan pertumbuhan positif untuk total kredit mencapai Rp 6,8 Triliun atau tumbuh sebesar 12,1% (yoy). Pertumbuhan tersebut turut menopang pertumbuhan Total Aset Bank Raya hingga pertengahan tahun ini menjadi sebesar Rp13,1 triliun atau tumbuh 9,0% (yoy).
Kemudian dari bisnis digital perbankan juga menunjukkan disbursement (pembayaran) kredit digital selama hingga kuartal II 2024 sudah mencapai Rp 8,1 triliun atau tumbuh 60,3% (yoy). Kondisi ini dinilai mendorong pertumbuhan signifikan outstanding kredit digital Bank Raya mencapai Rp 1,5 triliun atau tumbuh sebesar 81,5% (yoy).
"Jadi dari inovasi yang kita lakukan memang tercermin di kinerja keuangannya kita. Tadi kredit digitalnya itu tumbuhnya memang 81%. Kredit digital itu memang short term, pendek-pendek tapi sering," ucapnya.
"Jadi kita tuh disbursement-nya, penyalurannya tuh sudah sampai Rp 8 triliun, tadi dana talangan Rp 7,2 triliun untuk over all Rp 8 triliun. Tumbuhnya itu year on year 60%, jadi kecil-kecil tapi sering," sambung Rustarti
Lebih lanjut, ia menyebut hingga kuartal II 2024 Bank Raya berhasil memperbaiki Rasio NPL gross menjadi 4,14% dari sebelumnya pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,35%.
Kemudian pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 8,7 triliun atau tumbuh 5,7% (yoy). Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga terus digenjot terutama dari pertumbuhan Digital Saving yang tumbuh sebesar 22,3% (yoy) menjadi sekitar Rp 900 miliar dan volume transaksi yang tumbuh sebesar 12,5% (yoy) menjadi Rp1,6 triliun.
Berkat kinerja yang membaik, Bank Raya berhasil membukukan laba bersih di Kuartal II 2024 sebesar Rp 20 miliar dengan kenaikan 115,9% secara (yoy).
"Artinya apa? Ke depan Bank Raya tinggal tumbuh saja. Dengan inovasi itu tinggal kita eksploit, apa yang sudah kita lakukan, produk-produk yang kita buat tinggal kita eksploit, kita masuk ke marketnya," kata Rustarti.
"Marketnya apa? Marketnya itu ada dari ekosistem BRI itu ada banyak. Kalau kita bicara nasabahnya BRI Group itu 190 juta, nah dan kemudian agen BRILink itu 1 juta. Tadi dari 1 juta baru kita tangkap 4%, jadi potensinya masih sangat besar. Jadi itu yang akan kita lakukan ke depannya," pungkasnya.
(rrd/rrd)