Pendapatan Garuda di Semester I-2024 US$ 1,62 Miliar, Naik 18,27%

Pendapatan Garuda di Semester I-2024 US$ 1,62 Miliar, Naik 18,27%

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Selasa, 01 Okt 2024 22:30 WIB
PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) datangkan pesawat Boeing 777-300ER untuk melayani penerbangan haji mulai Agustus 2015. Hari ini maskapai pelat merah itu menerima B777-300ER ketujuhnya di Hanggar 2 Garuda Maintenance Facilities (GMF), kawasan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Rachman Haryanto/detikcom.
Pesawat Garuda Indonesia/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) kembali membukukan pertumbuhan pendapatan usaha yang solid pada semester I (Januari-Juni) 2024. Hal ini tercermin dari pendapatan Garuda sebesar US$ 1,62 miliar dalam periode ini.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menjelaskan jumlah pendapatan perusahaan pada semester I tersebut naik 18,27% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 1,37 miliar.

Ia memaparkan, pendapatan usaha ini selaras dengan pertumbuhan jumlah penumpang maskapai yang hingga Juni 2024 kemarin 11,53 juta penumpang atau naik signifikan 27,40% dibandingkan dengan semester I-2023, yaitu 9,05 juta penumpang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Capaian angkutan penumpang sampai dengan Juni 2024 tersebut berasal dari Garuda Indonesia sebanyak 5,27 juta penumpang atau 45,17% dari periode yang sama tahun sebelumnya, dan Citilink sebanyak 6,27 juta penumpang yang turut naik sebesar 15,49%.

"Hingga pertengahan tahun 2024, Garuda Indonesia secara bertahap berhasil mengimplementasikan sejumlah langkah strategis optimalisasi kinerja baik dari aspek layanan dan aspek operasional, termasuk menghadirkan rangkaian inisiatif yang dapat meningkatkan performa kinerja Perusahaan terutama dari sisi pendapatan usaha," kata Irfan dalam keterangan tertulis, Selasa (1/10/2024).

ADVERTISEMENT

"Lebih lanjut, perolehan peningkatan pendapatan usaha tersebut dikontribusikan oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar US$ 1,27 miliar yang tumbuh 15,72% (YoY), pendapatan penerbangan tidak berjadwal sebanyak US$ 177,97 juta atau tumbuh 24,93% dari 2023 di periode yang sama yakni US$ 142,46 juta, dan pendapatan lainnya yang meningkat hingga 33,01% dari sebelumnya US$ 126 juta menjadi US$ 167,6 juta," papar Irfan.

Kemudian Irfan mengatakan, kinerja positif perusahaan juga terefleksikan di paruh pertama tahun 2024 di antaranya dari sisi pertumbuhan EBITDA sebesar 14,91% yakni menjadi US$ 416,48 juta. Angka ini membaik dari periode semester 1-2023 sebesar US$ 362,40 juta. Sedangkan untuk operating revenue sebesar US$ 1,62 miliar di periode Semester 1 tahun 2024 atau tumbuh 18,27 persen (yoy).

"Tidak dapat dipungkiri di tengah fase industri penerbangan global yang masih terus bergerak dinamis pasca pandemi, penguatan profitabilitas Perusahaan masih menjadi tantangan utama yang terus kami akselerasikan," ungkapnya.

Ia menyebut dengan konsistensi pertumbuhan kinerja yang tumbuh positif dari segi pendapatan usaha, kami meyakini Garuda Indonesia secara bertahap dapat terus mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun 2024.

"Hal ini yang terus kami maksimalkan melalui fokus peningkatan alat produksi, optimalisasi jaringan penerbangan melalui kolaborasi strategis, hingga memperluas portfolio bisnis pada lini ancillary revenue," sambung Irfan.

Di luar itu, Irfan mengatakan sejumlah kinerja perusahaan yang mendukung pencapaian kinerja positif sampai dengan pertengahan tahun 2024 lalu, di antaranya peningkatan akselerasi pemenuhan kewajiban usaha melalui penyelesaian pelunasan sebagian Surat Utang dan Sukuk sebagai wujud langkah perbaikan struktur permodalan dalam rangka penyehatan kinerja Perusahaan yang berhasil dirampungkan di awal tahun lalu.

"Kemudian Garuda Indonesia (mainbrand) berhasil menyelesaikan operasional haji tahun 2024 dengan pencatatan kenaikan jumlah penumpang dibandingkan angkutan pada periode tahun sebelumnya sehingga turut menyumbang catatan positif di perolehan pendapatan penerbangan," terang Irfan.

Kemudian ada juga implementasi optimalisasi kinerja sebagai bagian dari proses transformasi berkelanjutan yang dilaksanakan oleh Perusahaan secara intensif yang terlaksana pada penguatan sinergi kerja sama komersial antara Garuda Indonesia dan Singapore Airlines untuk membawa manfaat lebih bagi pengguna jasa kedua maskapai untuk rute penerbangan dari/menuju Indonesia dan Singapura.

"Kerja sama ini sekaligus turut memperkuat ekosistem bisnis penerbangan di kawasan regional yang diharapkan dapat memperkuat posisi Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan global dengan jangkauan jaringan yang semakin kompetitif baik di pangsa pasar domestik maupun internasional," pungkasnya.

(ara/ara)

Hide Ads