Kinerja Buruk, IPO Krakatau Steel Ditunda 2008

Kinerja Buruk, IPO Krakatau Steel Ditunda 2008

- detikFinance
Kamis, 12 Apr 2007 14:05 WIB
Jakarta - Privatisasi PT Krakatau Steel mundur dari rencana semula tahun 2007 menjadi 2008 karena buruknya kinerja keuangan perseroan di tahun 2006."Sebenarnya kami sudah mempersiapkan untuk IPO tahun ini dengan melepas 20-30 persen saham kita ke publik, tapi karena performa kami memburuk yaitu merugi di tahun 2006 maka diundur pelaksanaan privatisasinya tahun 2008," ujar Komisaris Utama PT Krakatau Steel, Amir Sambodo.Hal itu diungkapkan Amir dalam acara Forum BUMN atau Indonesia Business BUMN Forum and Exhibitions (IBEX) di Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (12/4/2007).Perseroan menurut Amir, akan memprioritaskan anak usahanya PT KHI Pipe Industries untuk IPO tahun ini."Mereka adalah ujung tombak kita, kita akan melepas sekitar 30 persen dan kami mengharapkan dana yang didapat KHI Rp 100-140 miliar. Performa KHI juga sangat bagus oleh karena itu kami mendahulukan anak usaha tersebut," jelas Amir.Tahun 2007 Krakatau Steel menargetkan laba Rp 229 miliar. Sedangkan tahun 2006 mengalami kerugian. "Di tahun 2006 kemungkinan besar perseroan mengalami kerugian yang disebabkan oleh penurunan harga baja hingga sebesar 20 persen dan juga permasalahan pasokan gas. Tapi di tahun ini kita sudah menyelesaikan permasalahan gas dengan Pertamina," tutur Amir.Untuk mencapai target laba tahun ini, Amir mengatakan perseroan akan meningkatkan efisiensinya di bidang bahan bakar dan juga optimistis dengan membaiknya harga baja."Efisiensi bahan bakar penting karena 30 persen dari harga produksi baja disumbangkan dari bahan bakar. Kami juga akan memakai bahan baku lokal karena selama ini kami impor," ungkap Amir.Target penjualan Krakatau Steel di tahun 2007 sebesar Rp 1,4 triliun meningkat dari tahun 2006 sebesar Rp 1,2 triliun. Penjualan tersebut sebesar 20 persen dari kontribusi ekspor."Kuartal I-2007 laba kami unaudit sebesar Rp 130 miliar," katanya.Belanja modal (capex) Krakatau Steel tahun 2007 sebesar Rp 1,2 triliun. Dananya digunakan untuk ekspansi pembangunan pabrik di Kalimanatan Selatan Rp 600 miliar dan untuk perbaikan, perawatan peralatan Rp 400 miliar. Dananya diperoleh dari pinjaman bank."Kita dapat pinjaman dari Bank Mandiri, BNI dan juga ada bank asing seperti HSBC, untuk obligasi kita rasa belum perlu karena sudah dapat pinjaman dari bank," tutur Amir. (ir/qom)

Hide Ads