Sepi Permintaan, Laba Semen Indonesia Per September 2024 Anjlok 44%

Sepi Permintaan, Laba Semen Indonesia Per September 2024 Anjlok 44%

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 04 Des 2024 16:25 WIB
Semen di DPR
Foto: Ignacio Geordi Oswaldo
Jakarta - PT Semen Indonesia Tbk (SIG) melaporkan penurunan laba perusahaan hingga September atau kuartal III 2024 turun drastis hingga 44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena lemahnya volume penjualan di tingkat retail hingga penurunan harga jual semen.

Direktur Utama Semen Indonesia, Donny Arsal, mengatakan sepanjang 2024 ini permintaan masyarakat atas produk semen di tingkat retail mengalami pelemahan hingga 5%. Akibatnya volume penjualan penjualan perusahaan secara keseluruhan turun 4%, dari 29.203 juta ton pada 2023 menjadi 28.001 juta ton pada 2024 ini.

"Per September 2024 demand dari retail drop 5%. Jadi dengan demand-nya drop 5%, harga juga terkoreksi sehingga mempengaruhi performa 2024," kata Donny dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (4/12/2024).

Padahal menurutnya selama ini sekitar 70% sumber pendapatan perusahaan berasal dari penjualan semen di tingkat ritel, bukan penjualan produk untuk proyek pembangunan tertentu. Sehingga total pendapatan bruto perusahaan ikut turun hingga 5%, dari Rp 27,66 triliun pada 2023 menjadi Rp 26,29 pada 2024.

"Volume itu turun 4% dan pendapatan bruto yang turun 5%, meskipun kita manage biaya operasi, tapi penurunan dari sisi volume dan harga ini yang menyebabkan kinerja keuangan jauh lebih rendah dibandingkan tahun yang sebelumnya," terangnya.

Pada akhirnya, perusahaan mencatatkan laba operasional perusahaan per September 2024 hanya Rp 1,88 triliun. Jumlah ini tercatat mengalami penurunan hingga 44% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,36 triliun.

Di luar itu, dalam paparan Donny terlihat juga beban operasional dan ongkos angkut perusahaan mengalami kenaikan dari Rp 4,07 triliun pada 2023 menjadi Rp 4,13 triliun pada 2024, alias naik 1%.

Kemudian pendapatan di luar usaha sepanjang Januari-September 2024 turut mengalami pelemahan menjadi Rp 121 miliar pada 2024 ini dari sebelumnya Rp 208 miliar pada periode yang sama 2023. Nilai ini tercatat turun hingga 42%. (fdl/fdl)


Hide Ads