Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal Indonesia melalui Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 251,04 triliun dari 187 emisi per tanggal 27 Desember 2024. Angka tersebut turun jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2023, yakni sebesar Rp 255,39 triliun dari 223 emisi.
Selain itu, OJK mencatat peningkatan penghimpunan dana Securities Crowdfunding (SCF) sebesar Rp 1,352.54 miliar dari 708 jumlah penerbitan efek pada tanggal 19 Desember 2024.
Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara menuturkan, jumlah perusahaan tercatat di BEI juga mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, di mana tahun 2024 tercatat sebanyak 943 emiten saham Tbk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga 27 Desember 2024, Aditya menyebut ada penambahan 35 emiten baru dengan rincian 34 emiten saham dan satu emiten Efek Bersifat Utang/Sukuk (EBUS). Adapun total nilai emisi mencapai Rp 13,59 triliun.
"Dari aktivitas pertumbuhan dana di pasar modal hingga 27 Desember tercatat 187 penawaran umum, termasuk 35 emiten dengan total pengumpulan dana sebesar Rp 251 triliun," kata Aditya dalam Konferensi Pers Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2024, di Kantor Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2024).
Akan tetapi, Aditya menyebut, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat menyentuh level terendah di 7.036,57 pada tanggal 27 Desember 2024 atau turun 3,25% jika dibandingkan periode tahun lalu di angka 7.272 pada 29 Desember 2023.
Sementara market cap atau kapitalisasi pasar tercatat meningkat 5,05%. Dalam catatan OJK, kapitalisasi pasar saham pada 27 Desember 2024 sebesar Rp 12.264 triliun dari Rp 11.674 triliun pada 29 Desember 2023.
Peningkatan juga terjadi pada Indonesia Composite Bond Index (ICBI) sebesar 4,74%. OJK mencatat ICBI pada 27 Desember 2024 di level 392,36 dari 374,61 di 29 Desember 2023.
Kendati begitu, IHSG juga tercatat sempat menyentuh angka tertinggi atau all time high di level 7.905 pada tanggal 19 September 2024. Aditya menyebut, IHSG tahun ini cenderung bergerak dinamis.
"Indeks bergerak cukup dinamis meskipun sempat sentuh titik rendah, namun juga berhasil mencapai all time high sepanjang tahun 2024," tutupnya.
(kil/kil)