PT Kentanix Supra Internasional Tbk (KSIX) optimis membidik gen Z sebagai salah satu tujuan pasar perumahan perseroan kendati hasil beberapa riset menyebut rendahnya peluang gen Z memiliki rumah.
Diketahui, KSIX resmi mencatatkan saham perdananya atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (8/1/2025). KSIX sendiri tercatat sebagai perusahaan kedua yang IPO di tahun 2025.
Direktur Utama KSIX, Ferdinand Aryanto mengatakan, masih banyak konsumennya dari gen Z yang membeli dan memesan rumah di perusahaannya. Menurutnya, survei terkait peluang rendahnya peluang kepemilikan rumah gen Z tidak sepenuhnya benar.
"Enggak sih. Kita lihat, ya, gen Z banyak juga yang membeli memang hasil survei katanya seperti itu. Tapi ternyata ada banyak yang beli juga sih," kata Ferdinand kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (8/1/2025).
Ia mengatakan, mayoritas gen Z memesan rumah dengan tipe 31 di rentang harga Rp 300 juta hingga Rp 500 juta.
Selain itu, Ferdinand juga mengaku perseroan berkomitmen untuk membantu pemerintah dalam mendorong capaian program pembangunan 3 juta rumah. Ia mengaku, pihaknya memang sudah terlibat dalam kredit pemilikan rumah (KPR).
"Kita belum ngomong ke arah situ sih (program 3 juta rumah). Tapi mungkin kita akan diminta kontribusinya," jelasnya.
Lebih jauh, Ferdinand membidik pertumbuhan marketing sales dua digit di tahun 2025 sebesar Rp 300 miliar. Namun, ia mengaku akan tetap fokus pada proyek yang tengah berjalan.
"Kita sementara masih konsentrasi di proyek-proyek kita yang kita masih fokus. Kita juga masih ada pengembangan beberapa anak tanah baru yang kita masih lagi bebaskan," tutupnya.
Mengutip prospektus perseroan, KSIX melepas sebanyak 320.674.800 saham baru di IPO perdana atau sekitar 15% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga yang ditawarkan ke publik sebesar Rp 452.
Dengan begitu, KSIX akan meraup dana segar IPO sebesar Rp144,9 miliar. Adapun 61,55% dana segar IPO KSIX akan alokasikan sebagai modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk cut and fill atau perataan tanah, dan pembangunan rumah di dua proyek, yakni Grand Nusa Indah dan Adhigana Grand Nusa Indah, serta pembangunan infrastruktur di proyek baru.
Sementara 28,84% lainnya digunakan untuk setoran modal kepada SPB dalam rangka modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk perataan tanah, dan pembangunan Vila Bogor Indah 6.
Sisa dana IPO selanjutnya digunakan untuk biaya operasional KSIX dalam menjalankan kegiatan usaha, namun tidak terbatas pada biaya marketing dan biaya proyek yang terdiri dari biaya keperluan kantor di lokasi proyek.
Simak Video: Alasan Gen Z-Milenial Lebih Pilih Ngontrak daripada Beli Rumah
(rrd/rrd)