IHSG Dibuka Menguat ke 7.114 Jelang Akhir Pekan

IHSG Dibuka Menguat ke 7.114 Jelang Akhir Pekan

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 31 Jan 2025 09:27 WIB
Karyawan mengamati layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (29/09/2014). IHSG berhasil bertahan di zona hijau hingga akhir perdagangan. Indeks itu ditutup pada level 5.142,01 atau rebound 0,18%,Sektor keuangan menjadi pendorong indeks dengan kenaikan 0,77%.
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini. Pada pembukaan perdagangan jelang akhir pekan, IHSG terpantau di level 7.100-an.

Dikutip dari data RTI, Jumat (31/1/2025), IHSG berada di level 7.114,90 pukul 9.05 WIB, menguat tipis 0,59% atau sekitar 41,42 poin. IHSG dibuka pada level 7.073,47.

IHSG berada pada posisi tertinggi pagi ini di level 7.122,72 dan bergerak ke level terendah di angka 7.095,67. Volume transaksi tercatat 786,66 miliar dengan nilai transaksi Rp 578,31 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Frekuensi perdagangan tercatat 68.919 kali. Sebanyak 201 saham menguat, 137 melemah, dan 194 stagnan.

Riset Pasar

Mengutip riset Mirae Asset Sekuritas, IHSG pada perdagangan kemarin melemah cukup signifikan, sebesar 1,3% to 7.073,5, posisi terendah selama lebih dari dua pekan terakhir. Pelemahan dipengaruhi oleh turunnya harga-harga saham unggulan, seperti ASII (-1,9%), BBCA (-2,1%), BBRI (-1,7%), dan TLKM (-1,9%).

ADVERTISEMENT

Secara bersamaan, Rupiah melemah 0,5% menjadi 16.260, menyusul pernyataan hawkish dari Jerome Powell setelah the Fed menahan suku bunga pada level 4,5%.Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) sesuai ekspektasi menurunkan suku bunga kebijakannya sebesar 25 bps menjadi 2,75%.

Bank Sentral Jepang pada akhir pekan lalu menaikkan suku bunga kebijakan sebesar 25 bps menjadi 0,5%, yang merupakan level tertinggi Kecenderungan perbedaan langkah yang dilakukan oleh beberapa bank sentral negara maju, yang biasa disebut unsynchronized monetary policy, menimbulkan ketidakpastian ekonomi dan meningkatkan volatilitas pasar global, terutama di pasar mata uang. Dalam jangka pendek, pasar masih wait and see arah kebijakan ekonomi Trump, khususnya di bidang perdagangan internasional.

(hal/ara)

Hide Ads