IHSG Masih Terkoreksi, Betah di Level 6.600

IHSG Masih Terkoreksi, Betah di Level 6.600

Anisa Indraini - detikFinance
Selasa, 11 Feb 2025 09:39 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26.
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka di zona merah pada pembukaan perdagangan hari ini. IHSG masih betah jauh di bawah 7.000.

Dikutip dari RTI, Selasa (11/2/2025), IHSG dibuka pada level 6.648,14. Nilainya semakin anjlok dan betah di zona merah setelah perdagangan dibuka.

Per pukul 9.25 WIB, IHSG terparkir di level 6.634,82 atau melemah 13 poin (0,20%). IHSG bergerak di level tertinggi 6.658,23 dan level terendah 6.605,34.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nilai transaksi indeks pada pembukaan perdagangan pagi ini mencapai Rp 2,93 triliun dengan melibatkan 2,73 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 247.426 kali. Dari jumlah transaksi itu, sebanyak 219 saham menguat, 227 saham melemah dan 166 saham stagnan.

Kinerja IHSGkonsisten melemah baik secara harian, mingguan (6,23%), bulanan (6,07%), tiga bulanan (12,44%), enam bulanan (8,60%), year to date (6,36%), hingga setahun melemah 9,89% dan secara 3 tahun melemah 0,26%.

ADVERTISEMENT

Riset Pasar

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih dalam risetnya menjelaskan, pada perdagangan kemarin, Senin (10/2) IHSG ditutup turun -1,40% atau -94,43 poin ke level 6.648. IHSG hari ini (11/2) diprediksi bergerak mixed dalam kisaran 6.600-6.710.

Sentimen yang mempengaruhi pergerakan IHSG hari ini antara lain, dari dalam negeri, IHSG kembali melemah dalam 4 hari beruntun. Aksi profit taking investor asing di saham Blue Chip menjadi pendorong terkoreksinya IHSG.

"Selain itu, landainya kinerja keuangan, kondisi ekonomi, dan politik yang terjadi saat ini memberikan dampak outflow di pasar ekuitas. Investor asing sejak awal tahun tercatat jual bersih senilai Rp8,43 triliun. Kondisi rupiah JISDOR juga masih terdepresiasi ke level Rp 16.350 per dolar AS. Di sisi lain, pekan ini pelaku pasar menantikan rilis indeks konsumen, seperti Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan penjualan ritel," tulisnya.

Dari Mancanegara, Bursa Wall Street ditutup menguat terbatas. Pekan ini, pelaku pasar menantikan rilis inflasi AS yang berpotensi masih sesuai dengan ekspektasi. Pada Desember 2024 inflasi secara tahunan tercatat 2,9%. Namun, pelaku pasar khawatir dengan dimulainya kenaikan tarif pada Februari 2025 berdampak pada kenaikan inflasi.

"Di sisi lain, tarif balasan yang diberikan oleh China kepada AS mulai berlaku. Kenaikan Tarif berkisar antara 10%-15% untuk minyak mentah, gas alam cair (LNG), mesin pertanian, dan mobil yang di impor dari AS. Kebijakan kenaikan tarif tersebut berdampak pada naiknya inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi global," lanjutnya.

Simak juga Video 'Apakah IHSG Akan Melemah Ke 6500?':

(aid/ara)

Hide Ads