Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bicara terkait nilai tukar rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang 'kebakaran'. Pihaknya memastikan akan terus memperkuat fundamental ekonomi Indonesia agar bisa berdaya tahan di tengah sentimen negatif global.
"Tentu kita masih melihat long term dan kita dari bursa tentu kita berharap situasi fundamental ini bisa didorong lagi," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2025).
Sebagaimana diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kini tengah melemah hingga tembus di level atas Rp 16.500/US$. Sementara itu, IHSG merosot hingga ke level 6.300,1 atau melemah 185 poin (2,86%) per pukul 13.28 WIB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Airlangga menyebut pemerintah sebetulnya tidak melihat pergerakan kurs maupun indeks bursa secara harian, melainkan dalam jangka panjang. Oleh karena itu pihaknya akan terus memantau pergerakannya.
"Kan nggak dilihat harian," tuturnya.
Baca juga: Bos BEI Ungkap Biang Kerok IHSG 'Kebakaran' |
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan jebloknya IHSG karena dipengaruhi oleh faktor eksternal yakni situasi perang dagang akibat kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Terbaru, ia mengumumkan akan mengenakan tarif impor sebesar 25% kepada barang-barang impor dari Uni Eropa.
"Hari ini IHSG di bawah 6.500, ini sebenarnya permasalahan eksternal yang begitu kuat dan pemerintah sudah memberikan intervensi begitu banyak pun belum bisa menahan laju pelemahan terhadap IHSG. Ini sangat wajar sekali karena kondisi perang dagang yang tidak menentu," kata Ibrahim kepada detikcom.
Padahal Uni Eropa merupakan mitra bisnis utama AS. Hal ini membuktikan bahwa perang dagang tidak hanya dilakukan dengan China, melainkan negara-negara lain yang membuat kondisi ekonomi global semakin bermasalah.
"Ini berdampak terhadap saham-saham teknologi. Saham-saham teknologi berguguran baik di AS, Eropa dan Asia sehingga berdampak terhadap IHSG," tutur Ibrahim.
(aid/fdl)