PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengumpulkan pelaku pasar modal pada Senin pekan depan (3/3). Pertemuan ini dilakukan untuk membahas anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
"Di Senin kita akan kumpulkan pelaku," kata Direktur Utama PT BEI, Iman Rachman, kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/2/2025).
Iman menilai pelaku pasar modal merupakan tangan BEI untuk mendongkrak kinerja. Apalagi, BEI sendiri berstatus Self Regulatory Organization (SRO) yang bertugas untuk menerapkan aturan di industri pasar modal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan juga berdiskusi dengan pelaku terkait apa-apayang bisa kita lakukan. Makanya artinya kalau kita bikin suatu kebijakan mesti sama pelakunya. Tapi tadi, kita tidak diam terhadap penurunan," ungkapnya.
Iman mengatakan, IHSG kerap berada di zona merah di mana dalam sepekan terakhir melemah 4,67%. Menurutnya, ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja IHSG, yakni dinamika pasar global, domestik hingga korporasi.
Di pasar global, Iman mengatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global akibat terpilihnya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump turut mempengaruhi kinerja IHSG. Pasalnya, adanya perang tarif mendorong investor asing menanamkan modalnya ke AS.
"Jadi asing itu sekarang masuk ke US ya. Nggak masuk kita. Selalu ada ancaman tarif kan. Kemarin Meksiko, Kanada. Kanada melawan. Lalu muncul lagi gitu kan, UAE. Jadi selalu ada cerita tentang tarif," jelasnya.
Menurutnya, hal ini memicu aksi jual bersih atau net sell sepanjang 2025 sebanyak Rp 19 triliun secara year-to-date (ytd). "Aksi jual investor asing hingga 27 Februari mencatat net sell sebesar Rp 19 triliun secara year-to-date (ytd)," jelasnya.
(acd/acd)