Emiten jasa transportasi laut, PT TEMAS Tbk (TMAS), memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 228,2 miliar atau sebesar Rp 4 per saham kepada para pemegang saham. Hal ini sesuai dengan keputusan RUPS Tahunan untuk Tahun Buku 2024, yang disetujui para pemegang saham.
Direktur Utama PT TEMAS Tbk, Ricky Effendi, mengatakan laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya tercatat sebesar Rp 493,3 miliar. Ricky juga mengatakan perusahaan akan mengembangkan bisnis baru di bidang distribusi dan energi untuk mendukung target pemerintah dalam Net Zero Emission di 2060.
Pada tahun ini, Perseroan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capital expendicture (capex) sebesar Rp 3 triliun. Anggaran tersebut akan digunakan untuk pengadaan armada baru, perlengkapan, dan peralatan bagi perusahaan serta entitas anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun untuk pendapatan konsolidasian pada tahun ini melebihi tahun sebelumnya. Di tahun 2025, Perseroan akan terus mengoptimalisasikan kinerja perusahaan untuk memperkuat daya saing. Perseroan akan terus mengoptimalisasikan layanan pelayaran, kepelabuhan, serta layanan depo dan pergudangan.
"Dengan berbagai strategi yang sudah dirancang, TEMAS berharap dapat terus mengembangkan bisnisnya dan menghadirkan solusi logistik yang lebih ramah lingkungan dan efisien di tahun 2025," kata Ricky dalam keterangan resminya, Senin (24/3/2025).
Pada kesempatan yang sama, Ricky Effendi secara resmi diumumkan sebagai Direktur Utama yang baru, menggantikan Faty Khusumo yang mengundurkan diri. Ricky akan menjabat hingga penutupan RUPS tahun 2026 bersama direksi lainnya, yaitu Ganny Zheng dan Widy Kiswanto.
Dari sisi kinerja sepanjang tahun 2024, Perseroan membukukan total pendapatan sebesar Rp4,34 triliun, meningkat tipis 1% dari Rp4,30 triliun di tahun sebelumnya.
Sementara itu, laba bersih mengalami penurunan 11% menjadi Rp721 miliar dari Rp815 miliar pada 2023. Total biaya mencapai Rp3,44 triliun meningkat 8% dibanding tahun 2023 sebesar Rp3,19 triliun.
"Penurunan laba ini disebabkan oleh dinamika pasar dan kenaikan harga bahan bakar minyak yang menjadi komponen utama biaya operasi kapal. Meski begitu, kami tetap optimis menatap tahun ini dengan berbagai strategi yang sudah dipersiapkan," katanya.
(fdl/fdl)