Berlian Laju Tanker akan Tambah 13 Kapal Lagi

Berlian Laju Tanker akan Tambah 13 Kapal Lagi

- detikFinance
Kamis, 24 Mei 2007 18:32 WIB
Jakarta - PT Berlian Laju Tanker Tbk akan menambah 13 kapal hingga 2010. Dengan tambahan kapal tersebut, maka total kapal yang dimiliki BLTA mencapai 75 kapal. Saat ini total kapal BLTA sebanyak 59. Sebanyak 3 kapal diharapkan yang akan datang Juni 2007, dan sekarang sedang dalam tahap financing. RUPSLB BLTA yang digelar di Hotel Shangri-La, Kamis (24/5/2007) telah menyetujui investasi untuk penambahan 4 jenis kapal hingga US$ 500 juta dalam 12 bulan kedepan. Dana tersebut akan berasal dari internal, pinjaman, dan obligasi. Menurut Presdir BLT Widihardja Tanudjaja, dari 59 kapal yang dimiliki terdiri dari 38 tanker kimia, 12 tanker minyak, dan 8 tanker gas. "Harganya sekarang sampai US$ 130 juta perkapal, bayangkan. Uang mukanya sekitar 10% mungkin kita bisa danai dari internal," ujarnya. Sedangkan terkait penambahan 3 kapal dalam waktu dekat, Direktur Keuangan BLT Kevin Wong menyatakan ini bisa menambah kapasitas armada kira-kira 20%. "Ini baru permulaan," ujarnya.Bisnis Angkutan MinyakMengenai bisnis angkutan minyak berbendera Indonesia, saat ini sudah ada kemajuan sekitar 18% dalam 3 tahun terakhir. Menurut Widihardja, angkutan minyak berbendera Indonesia mampu menguasai pasar hingga 62% pada 2006. Itu berarti pada 2003 angkutan lokal hanya berkontribusi 49%. Sedangkan kini bendera asing hanya dapat porsi 38%. "Sekitar 62% kini sudah dikuasai armada Indonesia, sedangkan 38% nya asing. Itu dalam 3 tahun, lho," ujarnya. Namun Dirkeu BLTA Kevin Wong menyampaikan kendala utama yang masih dirasakan adalah pendanaan. Karenanya ia mengundang perusahaan dalam bisnis ini yang kekurangan dana untuk bekerjasama dengan pihaknya. "Perusahaan yang kurang dana, bisa bicara dengan kita untuk kerjasama," ujarnya. Selain itu, kendala lainnya adalah kesempatan yang fair. Menurutnya, kondisi bisnis tersebut saat ini masih belum begitu baik. BLT sendiri akhirnya memfokuskan bisnisnya ke luar negeri. "80% pendapatan kita dari luar negeri. Kalau perusahaan Indonesia dapat fair chance, masa kita nggak bisa? secara operasional nggak masalah," ujar Kevin. (lih/qom)

Hide Ads