Dolar AS Hampir Rp 17.000, Sri Mulyani Akui Sudah Melenceng dari APBN!

Dolar AS Hampir Rp 17.000, Sri Mulyani Akui Sudah Melenceng dari APBN!

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 30 Apr 2025 14:56 WIB
Menkeu Sri Mulyani melaporkan APBN sampai 28 Februari 2025 defisit Rp 31,2 triliun. Realisasi itu setara dengan 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Nilai tukar rupiah mengalami tekanan berat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa waktu terakhir. Pelemahan rupiah itu membawa mata Uang Paman Sam bahkan sempat nyaris Rp 17.000 usai Lebaran.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sampai akhir Maret 2025 rata-rata nilai tukar berada di level Rp 16.829/US$ dan secara year to date Rp 16.443/US$. Kondisi ini sudah melenceng dari yang diasumsikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 yakni US$ 16.000/US$.

"Untuk nilai tukar, (dalam) APBN 2025 diasumsikan Rp 16.000/US$, sampai year to date rata-rata nilai tukar kita di Rp 16.443/US$, end of period suasana akhir Maret ada di Rp 16.829/US$," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa di kantornya, Jakarta, Rabu (30/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sri Mulyani menyebut kondisi ini dikarenakan ketidakpastian global yang meningkat sehingga suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) tidak turun seperti yang diperkirakan sebelumnya. Penurunan ini terhambat oleh inflasi AS yang masih tinggi dan ketatnya pasar tenaga kerja.

"Fed Fund Rate menjadi lebih berhati-hati menurunkan suku bunganya dan ini menyebabkan capital flow ke AS atau dalam hal ini menyebabkan dolar indeks menjadi menguat," ucap Sri Mulyani.

ADVERTISEMENT

Situasi semakin rumit setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana kebijakan tarif impor tinggi atau tarif resiprokal kepada sekitar 70 negara mitra dagang.

"Tindakan drastis dari Presiden AS tersebut mempengaruhi sentimen dan dinamika sektor keuangan sangat signifikan. Ketidakpastian dan dinamika atau kita sebut gejolak dari pasar keuangan sangat besar terjadi di kuartal I tahun ini," tutur Sri Mulyani.

Berdasarkan data Bloomberg, dolar AS hari ini berada di level Rp 16.607/US$. Kondisi itu melemah 154 poin atau 0,92%.

(aid/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads