Laba Bersih Turun Jadi Rp 391 M, Bos PTBA Ungkap Penyebabnya

Laba Bersih Turun Jadi Rp 391 M, Bos PTBA Ungkap Penyebabnya

Andi Hidayat - detikFinance
Senin, 05 Mei 2025 17:17 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Arsal Ismail buka-bukaan soal penyebab rontoknya laba bersih perseroan secara tahunan. Ia menyebut, penurunan laba terjadi akibat fluktuasi harga komoditas dunia yang terjadi seiring meningkatnya eskalasi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China.

Mengutip laporan keuangan PTBA dari laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan mencatat penurunan laba bersih di kuartal I 2025, menjadi sebesar Rp 391,47 miliar dari Rp 790,94 miliar di kuartal pertama tahun 2024.

Namun, PTBA membukukan pendapatan usaha yang meningkat di tiga bulan awal tahun 2025, yakni sebesar Rp 9,95 triliun dari Rp 9,4 triliun di kuartal pertama tahun 2024. Arsal menegaskan, kendati laba bersih perseroan turun, kinerja keuangan PTBA masih tergolong sehat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oh, (laba turun) kan (akibat) internasional harga jualnya yang turun, persentasenya naik. Kalau harga internasional kan kita nggak bisa intervensi. Iya global, jadi uncontrollable lah itu," kata Arsal kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/5/2025).

Arsal menjelaskan, eskalasi perang antara AS dan China akan berdampak para permintaan batu bara. Pasalnya, hambatan pertumbuhan ekonomi salah satu negara akan mempengaruhi suplai dan permintaan ekspor batu bara perseroan.

ADVERTISEMENT

"Automatically kali kan permintaan supply sama demand-nya, kan lebih banyak supply-nya, demand-nya turun kan, harga batubara ini kan jadi turun," tutupnya.

Untuk diketahui, PTBA sendiri menargetkan produksi batu bara di tahun 2025 sebesar 50,05 juta ton, dengan penjualan sebesar 50,09 juta ton. Sementara kapasitas angkutan yang dimiliki perseroan sebesar 43,25 juta ton.

Sementara hingga 31 Maret 2025, PTBA mencatatkan total aset sebesar Rp 42,25 triliun, naik dari angka sebelumnya sebesar Rp 41,78 triliun. Sementara jumlah liabilitas perseroan sebesar Rp 19,18 triliun di kuartal I 2025.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads