PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) memastikan, dugaan korupsi proyek fiktif senilai Rp 431 miliar yang berproses di Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta, tidak mengganggu kinerja perseroan di pasar saham. Bahkan, saham TLKM terpantau menguat di perdagangan hari ini, Jumat (16/5/2025).
Berdasarkan data perdagangan RTI Business, saham TLKM menguat 1,88% ke harga Rp 2.710 per lembar saham. Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham TLKM sempat menyentuh harga tertinggi, yakni Rp 2.750 per saham.
Jika ditarik data perdagangan sepekan terakhir, saham TLKM juga menguat 3,05%. Sementara untuk sebulan terakhir, perseroan mencatatkan kinerja saham yang baik, yakni menguat 11,11%. TLKM juga mencatat beli bersih atau net buy asing di semua pasar sebesar Rp 1,08 miliar pada 15 Mei 2025.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senior Vice President Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan, proses hukum di Kejati tidak berdampak langsung terhadap pergerakan harga saham perseroan. Namun, pemberitaan yang tidak berimbang terhadap kasus tersebut memberi kesan yang tidak baik bagi Telkom.
"(Dugaan kasus korupsi) tidak berdampak langsung terhadap harga saham, tapi ini lebih ke arah image korporasi," kata Reza dalam konferensi persnya di Senyata Senopati, Jakarta, Jumat (16/5/2025).
Reza menjelaskan, pergerakan harga saham TLKM saat ini lebih banyak dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi. Namun, perseroan sendiri masih mencatat kinerja yang positif baik secara kuartal maupun tahunan.
Di sisi lain, pergerakan harga saham TLKM lebih dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global imbas ketegangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Pasalnya, 47,9% saham TLKM menjadi milik publik melalui perdagangan pasar saham.
Selain itu, Reza juga menyebut langkah the Fed yang mempertahankan suku bunga acuan di angka 4,25-2,5% turut mempengaruhi kinerja saham TLKM. Hal ini dinilai membuat investor asing belum melihat peluang investasi di pasar domestik.
Reza menjelaskan, sepanjang tahun 2024 perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 150 triliun, atau tumbuh 0,5% dibanding tahun sebelumnya. Kemudian laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) konsolidasian sebesar Rp 75 triliun dengan margin 50%.
"Telkom sampai saat ini tetap tumbuh dengan baik. Lalu yang berikutnya kami sampaikan juga berkait dengan menjaga kebijakan dan fokus terhadap kontribusi positif, ini juga kami sampaikan kami terus berkomitmen menjaga dan memperkuat kepercayaan pemangku kewenangan," tutupnya.
Simak juga Video 'Eks Direktur Jasindo Dituntut 4,5 Tahun Bui Kasus Korupsi Rugikan Negara Rp 38 M':
(rrd/rrd)