Shell membantah laporan Wall Street Journal yang menyebut bahwa raksasa minyak itu berencana mengakuisisi perusahaan pesaingnya, BP. Manajemen Shell menegaskan hal itu hanya spekulasi pasar dan menyatakan tidak ada pembicaraan yang sedang berlangsung.
"Ini hanyalah spekulasi pasar lebih lanjut. Tidak ada pembicaraan yang sedang berlangsung," kata Shell dalam pernyataan resminya, dilansir dari CNN, Kamis (26/6/2025).
Jika benar terjadi, kesepakatan antara dua raksasa minyak ini akan menjadi akuisisi terbesar dalam sejarah industri energi modern. Wall Street Journal melaporkan bahwa BP saat ini bernilai sekitar US$ 80 miliar atau Rp 1.296 triliun (kurs Rp 16.200).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kabar tentang potensi merger ini muncul di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik yang mengancam kestabilan pasar minyak dan gas global. Sejalan dengan bantahan sebelumnya, Shell juga menyampaikan pernyataan
"Seperti yang telah kami tegaskan berkali-kali, fokus utama kami saat ini adalah mengoptimalkan nilai perusahaan melalui peningkatan kinerja, disiplin operasional, dan penyederhanaan struktur bisnis," ujar manajemen.
Sementara itu, BP menolak memberikan komentar. Saham BP sempat melonjak hingga 10,5% pada hari Rabu setelah kabar pembicaraan akuisisi mencuat, meski kenaikan itu kemudian mulai mereda.
Bloomberg menjadi media pertama yang melaporkan spekulasi terkait rencana pengambilalihan ini pada Mei lalu. Berdasarkan laporan riset dari RBC bulan lalu, performa saham BP memang tertinggal dari Shell, dengan rincian sebesar 17% dalam setahun terakhir dan hingga 84% dalam lima tahun terakhir.
Meski begitu, Shell berpotensi mendapat keuntungan dari portofolio gas alam cair (LNG) milik BP. Dalam laporan yang sama, RBC juga menilai Shell masih perlu menyempurnakan strategi transisi energinya serta memperkuat keberlanjutan portofolio minyak dan gasnya.
Pada Januari lalu, BP melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan, dan sebulan kemudian memangkas investasinya di energi bersih. Perusahaan justru memilih untuk meningkatkan produksi minyak dan gasnya.
Sepanjang 2024, saham BP telah anjlok hampir 16% karena performanya melemah dan upayanya dalam meyakinkan investor atas strategi transisi energi belum membuahkan hasil yang meyakinkan.
Simak juga Video: Shell Jual Seluruh SPBU di Indonesia, Siapa yang Membeli?