Perusahaan Sepatu Bata Merugi, Kini Ditinggalkan Presiden Komisarisnya

Perusahaan Sepatu Bata Merugi, Kini Ditinggalkan Presiden Komisarisnya

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 26 Jun 2025 10:29 WIB
Produsen alas kaki PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mulai gencar untuk menjual produknya melalui e-commerce. Tahun ini perusahaan alas kaki tersebut menargetkan memproduksi 4,5 juta pasang alas kaki.
Sepatu Bata/Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta -

PT Sepatu Bata Tbk (BATA) mengumumkan pengunduran diri Rajeev Gopalakrishnan dari kursi Presiden Komisaris perseroan. Surat pengunduran diri tersebut diterima perseroan pada Rabu (25/6/2025).

"Perseroan telah menerima surat pengunduran diri Bapak Rajeev Gopalakrishnan selaku Presiden Komisaris Perseroan pada Rabu, 25 Juni 2025," tulis Manajemen BATA, dikutip dari Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (26/6/2025).

Manajemen menyebut, pengunduran diri Rajeev berlaku efektif per 25 Juli 2025. Namun, permohonan pengunduran diri ini akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sesuai Pasal 19.9 Anggaran Dasar Perseroan dan Pasal 8 ayat (3) POJK No. 33/2014.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, BATA mengalami masalah keuangan dan penyusutan aset. Per 30 September 2024, Perseroan mencatat penurunan aset 21,7% dari 31 Desember 2023. BATA tercatat memiliki aset senilai Rp 458 miliar.

Perseroan juga mencatat utang atau liabilitas senilai Rp 456 miliar. Di sisi lain, BATA juga masih membukukan rugi sebesar Rp 129 miliar per September 2024.

ADVERTISEMENT

Teranyar, BATA dikenakan sanksi oleh BEI akibat belum menyampaikan laporan keuangan interim per 31 Maret 2025. Adapun sebelumnya, BEI juga sudah melayangkan peringatan tertulis pada Jumat (30/5/2025) terkait penyampaian laporan keuangan interim per 31 Maret 2025.

Sanksi yang dijatuhkan BEI berupa Surat Peringatan (SP) 2 dan denda sebesar Rp 50 juta. Tak hanya BATA, BEI juga menjatuhkan sanksi serupa untuk 82 perusahaan yang belum menyampaikan laporan keuangan interim.

Simak juga Video: Lulu Hypermart Dikabarkan Tutup, Produk Hampir Tak Tersisa

(fdl/fdl)

Hide Ads