Beda Nasib Dua Emiten Baru: Satu Terbang Tinggi, Satu Anjlok Sampai Mentok

Andi Hidayat - detikFinance
Kamis, 10 Jul 2025 11:19 WIB
Foto: dok. BEI
Jakarta -

Emitem kesehatan, PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK) melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (10/7/2025). Perseroan menjadi emiten ke-19 tercatat sepanjang tahun 2025.

Berdasarkan papan perdagangan BEI, saham CHEK terbang hingga Auto Reject Atas (ARA), yakni naik 34,38% ke harga Rp 172 per lembar. Adapun pada kiprah perdananya, Diastika Biotekindo mematok harga Rp 128 per lembar dari rentang Rp 120-140 per lembar.

Selain itu, Diastika Biotekindo juga melepas sebanyak 815 juta saham baru atau sekitar 20,04% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. Dengan begitu, perseoan meraup dana segar hingga Rp 104,32 miliar.

Direktur Utama PT Diastika Biotekindo Tbk, FX Yoshua Raintjung mengatakan, aksi korporasi ini menjadi bagian dari komitmen jangka panjang perseroan untuk memperkuat struktur pendanaan. Sepanjang 2023, perseroan membukukan pendapatan bersih yang tumbuh 9,9%. Kemudian pada 2024, pendapatan CHEK melonjak signifikan sebesar 19,9%. Menurutnya, capaian ini mencerminkan solidnya fundamental bisnis dan kepercayaan pasar terhadap potensi pertumbuhan 10-20% per tahun.

Ke depan, dana segar IPO akan dialokasikan untuk mendukung operasional perusahaan, termasuk pembelian barang dagangan, biaya angkut, biaya kantor, biaya penjualan, sewa, dan pengeluaran lainnya.

Alokasi ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk berpartisipasi dalam berbagai proyek pengadaan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Adapun estimasi dana diprediksi sebesar Rp 100 miliar.

"Saya optimistis dengan prospek Industri Kesehatan saat ini, Pasar alat kesehatan dan diagnostik molekuler di Indonesia tumbuh pesat pasca-COVID dan seiring tren personalisasi pengobatan. Pemerintah mendorong penggunaan produk lokal (TKDN) dan industri substitusi impor. Perseroan aktif di segmen: Pemeriksaan HbA1c (diabetes) dengan penyakit kronis yang terus meningkat," tutupnya.

Saham Prima Multi Usaha Indonesia Loyo

Sementara itu, PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) juga mencatatkan sahamnya melalui IPO. Namun, saham PMUI tercatat melemah hingga Auto Reject Bawah (ARB) atau melemah hingga 15% ke harga Rp 153 per lembar.

Emiten di bidang perdagangan telekomunikasi ini melepas sebanyak 1,16 miliar saham atau setara dengan 20% dari modal disetor dan ditempatkan perseroan. Adapun pada penawaran perdana, perseroan mematok harga Rp180 per lembar.

Dengan begitu, perusahaan distributor PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (EXCL) ini meraup dana segar IPO sebesar Rp 208,8 miliar. Direktur Utama Prima Multi Indonesia, Agus Susanto menjelaskan, langkah IPO ini menjadi salah satu langkah strategis perseroan.

"IPO adalah bagian dari strategi kami untuk meningkatkan kapasitas pendanaan dan mendorong tata kelola perusahaan ke tingkat yang lebih baik lagi. Kami optimistis dengan prospek bisnis yang dijalankan Perseroan saat ini, seiring dengan pertumbuhan sektor telekomunikasi dan kebutuhan akan konsultasi manajemen yang profesional di Indonesia," ungkapnya.

Ke depan, dana IPO ini akan dialokasikan untuk modal kerja. Pertama, 44,39% akan digunakan untuk pembelian persediaan. Kedua, 29,27% digunakan untuk memberikan pinjaman kepada entitas anak, PT Graha Prima Mentari Tbk dengan suku bunga pinjaman 9% dan jangka waktu pinjaman 5 tahun.

Ketiga, sekitar 26,34% akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan milik pihak afiliasi, yakni Agus Susanto yang merupakan direktur utama sekaligus pemegang saham utama.

Tonton juga video "Curi Start Minggu Depan, Ada Emiten Cuan!" di sini:




(acd/acd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork