Saham ESSA Terbang Saat IHSG Menguat, Emiten Boy Thohir Layak Dikoleksi?

Saham ESSA Terbang Saat IHSG Menguat, Emiten Boy Thohir Layak Dikoleksi?

Andi Hidayat - detikFinance
Jumat, 25 Jul 2025 10:30 WIB
Saham ESSA Terbang Saat IHSG Menguat, Emiten Boy Thohir Layak Dikoleksi?
Garibaldi (Boy) Thohir
Jakarta -

Saham PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), melanjutkan tren penguatan usai tembus 8,77% ke Rp 620 per lembar pada penutupan perdagangan Kamis (24/7). ESSA mencatatkan volume transaksi sebanyak 260,48 miliar kala Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di perdagangan kemarin.

Sementara pada perdagangan pagi ini, Jumat (25/7), pergerakan saham ESSA kembali menunjukkan penguatan. ESSA dibuka menguat 0,81% di awal pembukaan pukul 09.00 WIB, kemudian merangkak naik 4,84% pukul 09.30 WIB ke level Rp 650 per lembar saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip data kepemilikan saham pada laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagian saham ESSA dimiliki oleh pengusaha terkenal sekaligus kakak dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, yakni Garibaldi (Boy) Thohir. Kepemilikannya di ESSA sebanyak 14,55% atau sekitar 2.505.856.634. Jika diakumulasikan dengan harga ESSA hari ini, kepemilikan Boy Thohir mencapai Rp 1,62 triliun.

Untuk diketahui, emiten kongsi Boy Thohir ini juga rutin membagikan dividen. Lantas bagaimana prospek dan rekomendasi saham ESSA?

ADVERTISEMENT

Aksi Korporasi ESSA

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan di BEI Jumat (19/11). IHSG berada pada level 6.720,26. Foto: Agung Pambudhy/detikcom
Emiten sektor energi dan kimia melalui kilang Liquefied Petroleum Gas (LPG) dan pabrik amoniak ini tercatat rutin membagikan dividen. Pada 16 April lalu, ESSA kembali mengumumkan pembagian dividen keempatnya. Berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), perseroan membagikan dividen sebesar Rp 10 per saham dengan total nilai Rp 172,26 miliar.

Angka tersebut naik dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Keputusan ini didukung oleh upaya deleveraging yang signifikan dan posisi kas ESSA sebesar US$ 63 juta, setelah seluruh kewajiban keuangan terselesaikan.

ESSA juga tengah berupaya melakukan transformasi pabrik amoniak menjadi rendah karbon, dengan target penyerapan karbon sekitar 1 juta ton CO2 per tahun dengan target operasi di kuartal IV tahun 2028. Selain itu, ESSA juga memiliki proyek Sustainable Aviation Fuel (SAF) terbaru melalui anak perusahaan PT ESSA SAF Makmur (ESM).

Ke depan, ESM juga akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi hingga lebih dari 200.000 metrik ton SAF per tahun, dengan target operasi komersial pada kuartal I tahun 2028.

"Kombinasi antara peningkatan margin dan langkah deleveraging yang signifikan telah memungkinkan kami untuk membagikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada Pemegang Saham dalam bentuk dividen yang lebih besar untuk Tahun 2024," terang Presiden Direktur & CEO ESSA Kanishk Laroya, dikutip dari Keterbukaan Informasi BEI, Rabu (16/4).

Rekomendasi Saham ESSA

Pluang Maju Sekuritas

ESSA - Buy on Weakness di level Rp 600 hingga Rp 620. Batasi resiko apabila ESSA ditutup di bawah level Rp 600 (weekly close). (Buy On Weakness - Buy area Rp 600 hingga Rp 620. Target price (TP) Rp 650 hingga Rp 680. Support level Rp 595.

Kiwoom Sekuritas Indonesia

ESSA - Entry Buy di level Rp 600 hingga Rp 620 dengan TP Rp Rp 645 hingga TP Rp 670. Level support di posisi Rp 590 sampai Rp 600. Kemudian cut loss di level Rp 580.

Halaman 2 dari 2
(ara/ara)
Hide Ads