Prediksi IHSG Pekan Depan Usai Tembus Level Tertinggi

Andi Hidayat - detikFinance
Minggu, 27 Jul 2025 09:45 WIB
Halaman ke 1 dari 2
Ilustrasi/Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai level tertingginya sepanjang 2025. Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup pada level 7.543,50 pada Jumat (25/7) kemarin.

Penguatan ini diperkirakan masih berlanjut di pembukaan perdagangan pekan depan, Senin (28/7). Berdasarkan analisis market Phintraco Sekuritas, IHSG berpotensi berada pada posisi sideways dengan kecenderungan menguat pada kisaran 7.450-7.650.

Namun, ada beberapa sentimen yang menjadi sentimen pergerakan IHSG pekan depan, yakni agenda ekonomi global. Agenda global ini disebut masih akan dicermati oleh para investor, yakni negosiasi dagang lanjutan Amerika Serikat (AS) dan China di Stockholm pada 28-29 Juli, kunjungan Presiden AS Donald Trump ke Skotlandia 25-29 Juli dan pertemuan The Fed 29-30 Juli.

Pada kunjungan ke Skotlandia, memuat potensi negosiasi lanjutan antara AS dengan Inggris mengenai tarif impor 25% atas produk baja dan aluminium dari Inggris. Pada perjanjian awal AS-Inggris yang mulai berlaku 30 Juni lalu, ada salah satu komitmen AS akan menghapus tarif impor produk baja dan aluminium dari Inggris tersebut.

"Secara teknikal, indikator Stochastic RSI membentuk Golden Cross di area overbought dan MACD masih menunjukkan minat beli. Candlestick IHSG membentuk pola Doji dengan volume yang relatif lebih rendah, yang mengindikasikan terjadinya konsolidasi," tulis analisis pasar Phintraco Sekuritas, dikutip Sabtu (26/7/2025).

Rekomendasi Saham

Phintraco Sekuritas merekomendasikan beberapa saham yang layak dicermati investor. Saham-saham tersebut mayoritas berasal dari sektor properti, seperti PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), hingga PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN).

Sementara itu, Pengamat Pasar Modal Panin Sekuritas, Reydi Octa, menjelaskan ruang penguatan IHSG pekan depan mulai terbatas. Menurutnya, penguatan IHSG masih akan dibayangi ketidakpastian kendati kondisi pasar domestik cenderung menguat.

"Terutama soal arah kebijakan The Fed dan negosiasi dagang AS-Tiongkok pekan depan. Jika nada dari FOMC cenderung hawkish atau negosiasi tidak membuahkan hasil, IHSG rawan terkoreksi secara teknikal," jelas Reydi kepada detikcom.

Menurutnya, IHSG pekan depan akan menjadi momen konsolidasi, bukan akselerasi. Reydi mengingatkan, investor ritel untuk menahan diri dari aksi beli agresif dan fokus pada saham-saham berfundamental kuat di sektor perbankan yang harganya kian murah dengan kinerja cenderung stabil.

"Laporan keuangan kuartal II perbankan akan mulai dirilis satu, investor menantikan hasilnya. Dalam kondisi global yang tidak pasti, strategi akumulasi bertahap jauh lebih baik daripada mengejar harga tinggi," pungkasnya.




(ara/ara)
HALAMAN SELANJUTNYA
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork