Begini Cara BI Kawal Ketat Rupiah dari Negeri Orang

Begini Cara BI Kawal Ketat Rupiah dari Negeri Orang

Heri Purnomo - detikFinance
Senin, 28 Jul 2025 20:11 WIB
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.Foto: Shafira Cendra Arini/detikcom
Jakarta -

Bank Indonesia (BI) memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah di tengah tekanan global. Salah satunya dengan mengintervensi nilai tukar rupiah di pasar dalam negeri maupun luar negeri.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan untuk pasar luar negeri, BI melakukan intervensi pada pasar offshore, khususnya di pasar Non-Deliverable Forward (NDF). Hal ini guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

"Sejak 7 April yang lalu kami terus melakukan intervensi agar non-delivery forward di pasar Hong Kong, di pasar Eropa, pasar New York itu tetap stabil dan sesuai dengan undang-undang," terang Perry dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK III Tahun 2025 di Jakarta, Senin (28/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk pasar domestik, BI mengintervensi melalui transaksi swap ke tunai maupun instrumen Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF). Ia mengatakan langkah ini selain untuk menjaga nilai tukar dan menjaga kepercayaan pasar.

"Kami juga memperkuat intervensi di pasar dalam negeri. Di pasar dalam negeri kami juga menjaga stabilitas milik tukar baik di transaksi swap ke tunai maupun juga di domestik non-delivery forward itu di stabilitas nilai tukar," katanya.

ADVERTISEMENT

Di tempat yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai nilai tukar Rupiah dalam tren menguat terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi ini tidak terlepas dari dukungan kebijakan stabilisasi BI.

"Nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia," kata Sri Mulyani.

Sri Mulyani menyebut kondisi rupiah lebih baik dibandingkan saat Presiden AS Donald Trump pertama kali mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada April 2025.

Saat itu kurs Rupiah sempat menembus level Rp 16.865/US$, sedangkan per 30 Juni 2025 sudah mampu kembali ke level Rp 16.235/US$.

"Nilai tukar rupiah terhadap dolar menunjukkan tren penguatan didukung oleh konsistensi kebijakan stabilisasi BI di tengah masih tingginya ketidakpastian global," ucap Sri Mulyani.

(hns/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads