WIKA Bayar Utang Rp 6,26 T dalam Setahun, Sisa Segini

WIKA Bayar Utang Rp 6,26 T dalam Setahun, Sisa Segini

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 30 Jul 2025 20:30 WIB
Logo WIKA
Foto: Danang Sugianto
Jakarta -

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil menurunkan total utang usaha baik berbunga maupun dengan mitra kerja sebesar Rp 6,26 triliun sepanjang kuartal II-2024 hingga kuartal II-2025. Dengan demikian total utang perseroan terkini senilai Rp 33,6 triliun.

"Langkah ini mencerminkan pengelolaan kas operasional perseroan yang disiplin dan mandiri, serta upaya konsisten perseroan untuk terus menurunkan jumlah utang," kata Corporate Secretary WIKA Ngatemin kepada wartawan di Antarasa One Satrio, Jakarta Selatan, Rabu (30/7/2025).

Komitmen WIKA memperkuat fondasi keuangan melalui penerapan 8 substream penyehatan. Salah satu pilar utama dari transformasi ini adalah restrukturisasi keuangan yang telah difinalisasi pada 28 Februari 2024.

Dalam pelaksanaannya, WIKA berhasil membayar pokok obligasi sukuk dan utang kreditur perbankan senilai Rp 5,60 triliun sejak kuartal II-2024 hingga kuartal II-2025 dengan pendanaan yang bersumber dari kas operasional. Utang usaha kepada mitra kerja pun berhasil diturunkan Rp 660 miliar hingga kuartal II-2025 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain fokus melakukan perbaikan struktur keuangan, sejak 2023 perseroan telah menghentikan penggunaan fasilitas skema pinjaman talangan supplier yang sebelumnya kerap digunakan sebagai salah satu sumber pendanaan proyek.

ADVERTISEMENT

"Penghentian ini sejalan dengan komitmen perseroan untuk menyelesaikan proyek dengan termin tanpa membebani neraca dengan kewajiban jangka pendek," jelasnya.

Perbaikan di sisi kas juga diperkuat dengan stream percepatan penagihan piutang bermasalah. Dengan membentuk Divisi Asset Management dan mengintensifkan proses litigasi serta mediasi, WIKA berhasil menurunkan total piutang usaha sebesar Rp 1,33 triliun sepanjang kuartal II-2024 hingga kuartal II-2025.

"Hal ini berkontribusi langsung terhadap likuiditas dan mengurangi ketergantungan terhadap pendanaan eksternal," imbuhnya.

Pada substream pemilihan proyek, perseroan lebih selektif melakukan project selection kontrak pekerjaan baru berbasis pembayaran bulanan (monthly progress payment). Saat ini kontrak berjalan perseroan berbasis pembayaran bulanan telah mencapai 96% dari seluruh kontrak berjalan, naik tajam dari posisi 35,5% di tahun 2019.

"Mekanisme ini membantu menjaga arus kas perseroan tetap sehat, sekaligus mencegah akumulasi utang kepada pemasok maupun pihak ketiga," pungkasnya.

Lihat juga Video: Saat Wamen BUMN Buka Laporan Keuangan Waskita-WIKA Tak Sesuai Kenyataan

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads