Kimia Farma Masih Catat Rugi Rp 141 M, Turun 11%

Kimia Farma Masih Catat Rugi Rp 141 M, Turun 11%

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Kamis, 31 Jul 2025 13:49 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan kerugian sebesar Rp 126,44 miliar pada kuartal I 2025. Angka itu tercatat turun 11% secara tahunan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 141,84 miliar.

Pemangkasan kerugian ini didorong oleh penurunan persentase COGS (beban pokok penjualan) sebesar 2% menjadi Rp 1,43 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 1,71 triliun.

Kemudian beban usaha pada kuartal I 2025 yang juga turun 11% menjadi Rp 763,26 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp 855,40 miliar turut membantu perbaikan kinerja keuangan Perseroan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama Kimia Farma, Djagad Prakasa Dwialam, mengatakan langkah efisiensi dan inovasi yang terus dilakukan perusahaan merupakan antisipasi terhadap berbagai tantangan eksternal dan internal yang dihadapi oleh industri farmasi.

"Kimia Farma berkomitmen untuk terus berinovasi memberikan produk dan layanan kesehatan yang terbaik dalam rangka mendukung kesehatan masyarakat. Kimia Farma juga berperan aktif dalam membantu kemandirian kesehatan nasional," kata Djagat dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).

ADVERTISEMENT

Selain gencar melakukan inovasi dan efisiensi, Kimia Farma juga berfokus pada strategi penguatan fundamental bisnis. Perseroan terus memperkuat segmen manufaktur, segmen distribusi, segmen ritel farmasi serta layanan kesehatan.

Perseroan optimis mampu menjaga pertumbuhan kinerja seiring dengan potensi pasar farmasi nasional yang masih tumbuh positif. Sebab menurutnya, pasar obat generik (OGB) nasional pada tahun 2024 tumbuh signifikan.

Kemudian, kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor kesehatan dan belanja kesehatan per kapita di dalam negeri juga diproyeksikan masih terus tumbuh. Meski tentunya industri farmasi juga menghadapi tantangan yaitu persaingan yang semakin kompetitif, mengharuskan perusahaan farmasi untuk beroperasi lebih efisien, agar dapat bersaing dari sisi harga dan kualitas produk.

"Dengan berbagai tantangan tersebut, Kimia Farma siap meraih peluang yang ada dan terus berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan yang berkualitas dan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi seluruh masyarakat Indonesia," jelasnya.

(igo/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads