PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat perbankan masih sebagai sektor dengan kontributor dividen terbesar sepanjang tahun 2025. Distribusi dividen dari perbankan tercatat sebanyak Rp 68,44 triliun hingga 8 Agustus 2025.
Direktur Utama KSEI Samsul Hidayat merinci secara umum nilai distribusi tindakan korporasi selama 2025 sebesar Rp 407 triliun. Angka tersebut didominasi oleh frekuensi pembayaran bunga obligasi sebanyak 2.534 kali, kemudian disusul oleh bagi hasil 914 kali.
"Sektor usaha yang paling banyak membagikan dividen di tahun 2025, maka yang paling terbesar adalah sektor finansial," terang Samsul dalam acara Konferensi Pers 48 Tahun Diaktifkan Kembali Pasar Modal, di Main Hall BEI, Jakarta, Senin (11/8/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut, frekuensi distribusi dividen tercatat 391 kali sepanjang tahun 2025. Selain sektor finansial, KSEI juga mencatat distribusi dividen terbesar kedua yang dilakukan oleh energi dan produksi batu bara sebesar Rp 26,74 triliun.
Kemudian di posisi ketiga terdapat sektor infrastructures - integrated telecommunication service sebesar Rp 17,48 triliun. Sektor industrials - multi-sector holdings sebesar Rp 7,65 triliun dan infrastructures - wireless telecommunication services Rp 7,44 triliun.
"Itu sektor-sektor yang baik untuk equity maupun untuk efek bersifat utang meminta KSEI mendistribusikan benefitnya," tutupnya.
Adapun hingga saat ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan jumlah investor baru sebanyak 2,70 juta hingga 7 Agustus 2025. Deputi Komisioner Pengawas Pengelolaan Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Aditya Jayaantara menyebut, angka tersebut telah melampaui jumlah yang ditargetkan sepanjang tahun ini, yakni sebanyak 2 juta investor.
Secara demografi, investor pasar modal didominasi oleh usia muda di bawah 30 tahun dengan persentase 54,25% nilai aset Rp 58,08 triliun. Namun, nilai aset terbesar dimiliki oleh investor berusia 60 tahun dengan persentase 2,95% sebesar Rp 986,28 triliun.
"Kemudian yang cukup membanggakan lagi adalah pertumbuhan jumlah investor, SID itu sudah tercatat sebanyak 17,57 juta, itu kalau meningkat sekitar 18,2% ytd. Dan berdasarkan demografinya kebanyakan atau 54,25% berasal dari usia di bawah 30 tahun," ucap Aditya.
Simak juga Video: Danantara Akan Dapat Kucuran Dividen Rp 170 T per Tahun