Intip Kinerja Emiten BUMN Karya, Mana yang Paling Cuan?

Stock Watchlist

Intip Kinerja Emiten BUMN Karya, Mana yang Paling Cuan?

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 12 Agu 2025 09:00 WIB
Ilustrasi Saham
Ilustrasi saham pilihan - Foto: Dok. Freepik
Jakarta -

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya resmi membukukan perbaikan kinerja sepanjang semester I 2025. Diketahui, terdapat empat emiten BUMN Karya sebagai perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

Berdasarkan laporan keuangan keempat perusahaan tersebut, perusahaan plat merah ini kompak mencatatkan perbaikan fundamental meski masih mencatat sejumlah koreksi pada kinerja keuangan. Berikut rincian kinerja keuangan BUMN Karya di semester I-2025:

PT PP (Persero) Tbk (PTPP)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PT PP (Persero) Tbk (PTPP), membukukan laba bersih sebesar Rp 65,25 miliar sepanjang semester I 2025. Sementara untuk pendapatan, PTPP mencatat sebesar Rp 6,70 triliun. Meski angka pendapatan menurun, PTPP berhasil menekan beban pendapatan menjadi Rp 5,78 triliun, dengan laba kotor sebesar Rp 922,13 miliar.

Secara umum PTPP menunjukkan perbaikan kinerja keuangan hingga kuartal I-2025. Hal ini tercermin dalam perolehan kontrak mencapai Rp 9,36 triliun sepanjang kuartal II-2025. Perseroan sendiri menargetkan kontrak baru Rp 28,50 triliun pada 2025. Sedangkan untuk perolehan kontrak PTPP pada 2024 sebesar Rp 27,09 triliun.

ADVERTISEMENT

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI)

Kemudian Adhi Karya, mencatatkan penurunan laba bersih di kuartal II-2025 sebesar 46% menjadi Rp 7,5 miliar dari sisi bottom line. Pendapatan juga turun 33% menjadi Rp 3,8 triliun di kuartal II-2025.

ADHI membukukan pendapatan JO sebesar Rp 4,3 triliun, sedangkan pendapatan NJO sebesar Rp 5,7 triliun. Kontribusi terbesar pendapatan ADHI berasal dari proyek infrastruktur Tol Yogyakarta Bawen Paket 1, Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, dan Pabrik PUSRI III-B.

Laba kotor ADHI sebesar Rp 521 miliar, meningkat 10% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan laba kotor tersebut merupakan klaim eskalasi proyek tol.

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)

Kemudian untuk Waskita Karya, mencatat laba bruto sebesar Rp 661,3 miliar pada kuartal II-2025 atau naik 14,4% (yoy). Hal ini membuktikan langkah efisiensi dan restrukturisasi yang dilakukan perseroan mulai membuahkan hasil.

Waskita Karya juga berhasil melakukan efisiensi biaya. Keberhasilan itu terlihat dari penurunan beban keuangan yang mencapai 18,3% (yoy), dari Rp 2,3 triliun menjadi Rp 1,9 triliun.

Akan tetapi, Waskita sendiri mencatat rugi bersih hingga Rp 2,14 triliun di semester I 2025. Rugi bersih perseroan tercatat mengalami perbaikan dengan penurunan sebesar 0,85% yoy.

Kinerja keuangan Waskita dari sisi pendapatan tercatat sebesar Rp 3,1 triliun. Pendapatan ini ditopang oleh jasa konstruksi Rp 2,11 triliun dan jalan tol sebesar Rp 579,81 miliar.

Namun begitu, beban pokok pendapatan perseroan tercatat menurun menjadi Rp 2,44 triliun. Adapun beban penjualan, umum, dan administrasi tercatat menurun menjadi Rp 738,33 miliar. Sementara beban lainnya, tercatat sebanyak Rp 426,81 sepanjang semester I 2025.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)

Kemudian Wijaya Karya, tercatat menghadapi tekanan berat di semester I 2025. Emiten plat merah ini mencatat rugi bersih sebesar Rp 1,66 triliun. Angka tersebut membengkak dibanding capaian di periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan mencatat untuk sebesar Rp 401,95 miliar.

Hingga Juni 2025, Wijaya Karya mencatat pendapatan yang ditopang oleh segmen infrastruktur dan gedung sebesar Rp 2,34 triliun. Kemudian dari segmen industri sebesar Rp 1,61 triliun, energi dan industrial plant sebesar Rp 1,53 triliun.

Namun begitu, anggota BUMN Karya ini mampu menurunkan beban pokok menjadi Rp 5,39 triliun. Akan tetapi, beban pokok perseroan masih tercatat tinggi di semester I 2025, yakni sebesar Rp 472,56 miliar.

Prospek Saham BUMN Karya

Berdasarkan data perdagangan RTI Business hari ini, Senin (11/8), dua emiten BUMN Karya masih tercatat suspensi atau dihentikan sementara dari perdagangan, yakni PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA). Sejauh ini, Mirae Asset Sekuritas hanya menyebut dua emiten.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, accumulative buy untuk saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) di area level Rp 384 hingga Rp 404 per lembar saham. Menurutnya, rentang harga tersebut strategis untuk membeli saham PTPP.

Secara teknikal, Nafan menyebut saham PTPP berpotensi pembalikan tren dari turun menjadi naik. Berdasarkan data perdagangan RTI Business, PTPP bergerak di zona hijau menguat 6,19% ke harga Rp 412 per lembar saham.

Nasib serupa juga direkomendasikan untuk saham ADHI di level masuk di harga masuk Rp 248 hingga Rp 264 per lembar. Angka tersebut dianggap strategis untuk membeli saham ADHI.

Secara teknikal, saham ADHI berhasil naik kembali setelah mencapai titik terendah dalam pola diagonal mengembang. Pola ini menunjukkan potensi kenaikan harga. Adapun saat ini, ADHI berada di zona hijau pada perdagangan hari ini, menguat 10,40% ke level Rp 276 per lembar saham.

"Kinerja BUMN Karya memang rata-rata underwhelming, ya, apalagi di semester I 2025. Paling tidak emiten BUMN Karya ini masih bisa fokus dalam mengerjakan berbagai proyek, baik itu proyek strategis pemerintah maupun juga proyek dari non-pemerintah," jelas Nafan kepada detikcom, Senin (11/8/2025).

Lihat juga Video: Curi Start Minggu Depan, Ada Emiten Cuan!

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads