Prospek Unilever di Tengah Tekanan Daya Beli dan Fenomena Rohana-Rojali

Stock Watchlist

Prospek Unilever di Tengah Tekanan Daya Beli dan Fenomena Rohana-Rojali

Andi Hidayat - detikFinance
Rabu, 13 Agu 2025 12:33 WIB
Woman looking stock market Data on smart phone
Ilustrasi - Foto: Getty Images/iStockphoto/Orientfootage
Jakarta -

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) menguat 0,57% pada penutupan perdagangan Selasa (12/8). Saham UNVR tercatat menguat 3,17% pada perdagangan enam bulan terakhir dengan harga Rp 1.790 per lembar.

Di tengah tekanan daya beli dan perubahan perilaku konsumen menyusul fenomena rombongan hanya nanya (rohana) dan rombongan jarang beli (rojali), Unilever mampu membukukan penjualan bersih mencapai Rp 18,2 triliun sepanjang semester I 2025 dengan perolehan laba bersih tercatat sebesar Rp 2,2 triliun.

Meski tercatat koreksi, baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih, Unilever meyakini capaian fundamental semester I dapat memperbaiki kinerja fundamental perseroan di paruh kedua tahun ini. Presiden Direktur Unilever Indonesia, Banjie Yap, optimisme perbaikan kinerja akan terjadi lantaran sejumlah merek perseroan memiliki portofolio yang baik di paruh pertama tahun ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Merek-merek kami-yang mewakili 55% dari portofolio-telah mencatat pertumbuhan, menunjukkan penerimaan konsumen yang lebih baik dan ketangguhan portofolio," ujar Banjie, Kamis (31/7/2025).

ADVERTISEMENT

Perseroan akan memfokuskan merek-merek inti yang dikelola Unilever. Dalam hal ini, Unilever mengadopsi perbaikan dengan prinsip 6P, yakni Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), Promotion (Promosi), Prepositions (Preposisi) and Pack (Pengemasan).

Banjie menyebut, pertumbuhan merek inti perseroan menegaskan relevansi dan ketangguhan merek-merek tersebut di tengah lanskap pasar yang dinamis. Perseroan juga berkomitmen untuk menciptakan pasar dengan cara proaktif, mendorong premiumisasi, dan melakukan eksekusi cemerlang di pasar.

Sejauh ini, Unilever tidak terpengaruh oleh perubahan perilaku konsumen. Direktur Keuangan Unilever Indonesia, Neeraj Lal, menyebut fenomena rohana-rojali tidak terlalu mempengaruhi portofolio merek inti. Sementara untuk produk kecantikan dan perawatan pribadi Unilever, terang Neeraj, sering kali dibeli konsumen bukan dari mal atau toko ritel modern.

Terlepas dari fenomena tersebut, Neeraj menegaskan, yang penting dilakukan Unilever adalah memastikan ketersediaan produk di sejumlah ritel modern yang ramai dikunjungi. Ketersediaan produk juga perlu dipastikan tidak hanya di toko fisik, melainkan juga di e-commerce.

Ia menilai, fenomena Rojali seringkali terjadi karena daya saing produk. Neeraj juga menilai, Rojali dan Rohana ini menjadi tanggung jawab perusahaan, bagaimana menarik minat konsumen untuk membeli produknya.

"Saya rasa sebagian besar portofolio kami tidak terpengaruh dengan hal tersebut. Jadi saya pikir penting untuk menyadari bahwa ketika kita berbicara tentang window shopping (Rojali), mal dan semua hal tersebut, sebagian besar portofolio kami tidak terpengaruh dengan hal itu. Saya rasa itu salah satunya," terang Neeraj dalam konferensi persnya secara virtual, Kamis (31/7/2025).

Prospek Saham Unilever

Sebagai upaya mengembalikan kepercayaan investor, Unilever berencana melakukan pembelian kembali saham atau buyback senilai Rp 2 triliun yang ditargetkan rampung Oktober 2025. Buyback ini dilakukan tidak lebih dari 20% total saham dari modal yang disetor perseroan.

Langkah buyback ini juga diambil untuk memberi nilai tambah jangka panjang bagi investor UNVR. Adapun buyback ini akan dilakukan dengan harga yang adil dan layak, yakni sebesar Rp 1.700 per lembar saham. Keputusan ini ditetapkan berdasarkan ketentuan pasar dan mempertimbangkan kepentingan para pemegang saham UNVR.

Adapun pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (13/8), saham Unilever terbang 1,12% ke harga Rp 1.810 per lembar. Unilever mencatat volume perdagangan yang positif di awal pembukaan, yakni sebesar 2,14 juta dengan nilai transaksi sebesar Rp 3,89 miliar.

Mirae Asset Sekuritas dalam analisis pasarnya menyebut peluang bullish untuk saham UNVR. Bahkan ia memprediksi harga saham perseroan mencapai Rp 2.200 per lembar kendati terkoreksi di semester I 2025.

"Setidaknya kenaikan harga saham Unilever tercermin dari adanya peningkatan demand yang terjadi sebelumnya kan. Harga saham Unilever sudah mengalami uptrend selama beberapa bulan terakhir," ungkap Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, kepada detikcom, Rabu (13/8/2025).

Nafan menyebut, kenaikan harga saham sejalan dengan perbaikan makro ekonomi domestik. Di sisi lain, para investor juga mengapresiasi aksi korporasi Unilever yang melakukan buyback hingga Rp 2 triliun.

Lihat juga Video: Apresiasi Penerapan Bisnis Berkelanjutan Dalam Inisiatif ED&I Untuk Unilever Indonesia

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads