Pertemuan yang sangat dinanti antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (15/8/2025) waktu setempat, ternyata tidak menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri atau bahkan menghentikan sementara perang Rusia di Ukraina.
Padahal, kedua pemimpin menggambarkan pembicaraan di Alaska itu sebagai pertemuan yang produktif. Dalam penampilan singkat di hadapan media setelah hampir tiga jam berdiskusi, keduanya menyatakan telah membuat kemajuan dalam beberapa isu tanpa memberikan penjelasan detail.
Keduanya juga tidak membuka sesi tanya jawab, dan Trump yang biasanya vokal memilih diam saat wartawan berteriak melontarkan pertanyaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada banyak poin yang kami sepakati. Mungkin ada beberapa hal besar yang belum tuntas, tapi kami sudah mulai membuat kemajuan," ujar Trump sambil berdiri di depan latar bertuliskan Pursuing Peace atau Menjemput Perdamaian, dilansir dari Reuters, Sabtu (16/8/2025).
Helima Croft, Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets, New York, menilai hasil pertemuan ini sesuai prediksi. Ia menyebut hal itu hanya terdengar retorika diplomatik, tanpa isi konkret.
"Kami akan memantau apakah hasil 'to be continued' ini cukup untuk menunda sanksi sekunder terhadap India yang masih mengimpor minyak dari Rusia. Tapi ini jelas tidak cukup untuk membuat Eropa mempertimbangkan mencabut sanksi energi terhadap Rusia," katanya.
Sementara itu, Carol Schleif, Kepala Strategi Pasar di BMO Private Wealth, menyebut hasilnya cenderung datar. Ia juga mengatakan isu geopolitik terkait pertemuan kedua pimpinan negara itu tidak akan terlalu menyita perhatian pasar.
"Satu-satunya berita adalah tidak ada berita. Isu geopolitik seperti ini biasanya tidak terlalu menyita perhatian pasar dalam jangka panjang. Lagipula, pasar sudah mencetak rekor tertinggi meski perang ini sudah berlangsung tiga tahun. Pasar lebih peduli pada belanja konsumen, inflasi, dan komentar dari Wyoming minggu depan," imbuhnya.
Eric Teal, Chief Investment Officer di Comerica, berpendapat bahwa absennya sanksi ekonomi adalah kabar baik. Dalam hal ini, pasar bisa bernapas lega karena tidak ada eskalasi.
"Bahkan, bisa jadi ini membuka peluang investasi di sektor energi. Harga minyak sekarang cukup rendah, dan potensi rally pemulihan ada di depan mata, terutama seiring permintaan musiman dan potensi pertumbuhan ekonomi." sebut Eric.
Eugene Epstein, Kepala Perdagangan dan Produk Terstruktur untuk wilayah Amerika Utara di Moneycorp, menganggap hasil pertemuan ini sudah sesuai ekspektasi.
"Tidak ada yang berharap pembicaraan ini akan langsung melahirkan rencana damai yang konkret. Ini lebih soal simbolisme bahwa kedua pemimpin bersedia terus berbicara untuk mencari solusi bersama. Ini baru langkah awal," tutupnya.
(ily/hns)