IHSG Menguat Ditopang Saham Perbankan

IHSG Menguat Ditopang Saham Perbankan

Andi Hidayat - detikFinance
Selasa, 02 Sep 2025 10:28 WIB
Woman looking stock market Data on smart phone
Ilustrasi saham - Foto: Getty Images/iStockphoto/Orientfootage
Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menguat usai rontok tersulut sentimen aksi demonstrasi di sejumlah daerah sepekan kemarin. Pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (2/9), IHSG kembali ke level 7.825 menyusul menguatnya sektor finansial, utamanya perbankan.

Sektor finansial sendiri menguat 1,06% pada pembukaan perdagangan hari ini. Saham perbankan kompak menguat, utamanya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Mengutip data perdagangan RTI Business, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI menguat 2,31% ke harga Rp 4.420 per lembar. BBNI mencatat volume perdagangan 2,9 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp 17 miliar di awal perdagangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) atau BRI, menguat 1,51% ke harga Rp 4.040 per lembar. BBRI mencatat volume transaksi 28,8 juta dengan nilai transaksi Rp 115,9 miliar.

Selain itu, tercatat juga penguatan pada saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menguat 1,09% ke harga Rp 4.650 per lembar. Bank Mandiri mencatat volume perdagangan sebanyak 29,6 juta dengan nilai transaksi Rp 137,7 miliar.

ADVERTISEMENT

Tak cuma saham bank-bank Himbara, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA menguat 0,94% ke harga Rp 8.075 per lembar saham. BCA mencatat volume transaksi 30,1 juta dengan nilai transaksi Rp 244 miliar.

IHSG Menguat

Pada pembukaan perdagangan, IHSG pukul 9.07 WIB menguat ke level 7.825,24 naik 1,15% atau 89,18 poin. IHSG dibuka pada level 7.771,33. IHSG bergerak ke level tertinggi 7.831,09 dan terendah 7.771,33.

Volume transaksi IHSG pada pembukaan perdagangan tercatat sebanyak 2,84 miliar saham dengan nilai Rp 1,37 triliun. Tercatat frekuensi transaksi sebanyak 137.844 kali pada pembukaan perdagangan.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menjelaskan pelaku pasar modal masih terus mencermati peran pemerintah dalam menjaga stabilitas politik dan keamanan dalam negeri.

"Bila hal tersebut mulai kondusif, maka stabilitas pertumbuhan ekonomi di tanah air bisa terpenuhi, sehingga potensi buy on dip in the market terjadi," ungkap Nafan dalam analisis pasarnya, Selasa (2/9/2025).

Sementara faktor eksternal, investor asing tengah mencermati perlambatan dan kerentanan ekonomi AS terhadap resesi dengan peluang sebesar 50% dalam delapan kuartal berikutnya. Hal ini dinilai membuat pelaku pasar optimis akan adanya pemangkasan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 bps pada September 2025.

"Di sisi lain, Brent ditutup 1% lebih tinggi pada hari Senin, seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa meningkatnya serangan udara di Rusia dan Ukraina dapat menyebabkan gangguan pasokan, selain terjadinya pelemahan dolar AS tentunya," tutupnya.

Simak juga Video 'Apakah Pemotongan Suku Bunga September Bisa Mendongkrak IHSG?':

(kil/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads